TikTok Larang Konten yang Promosikan Gangguan Makan dan Challenge Berbahaya

TikTok bakal melarang konten-konten yang mempromosikan gangguan makan dan challenge berbahaya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Feb 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - TikTok memperbarui pedoman komunitasnya dan meluncurkan fitur baru untuk mendukung kesehatan penggunanya.

Beberapa kebijakan terbaru adalah TikTok kini akan menindak konten yang sebelumnya dikejam perusahaan. Salah satunya video yang menurut para kritikus telah mempromosikan gangguan makan hingga tantangan viral yang berbahaya.

Dikutip dari The Verge, Rabu (9/2/2022), TikTok mengumumkan akan mulai menghapus video yang mempromosikan gejala gangguan makan, termasuk olahraga berlebihan.

Sekadar informasi, konten yang mempromosikan gejala gangguan makan sudah dilarang di platform ini, tetapi laporan berita beberapa menunjukkan sejumlah pengguna mengunggah video yang memperlihatkan kegiatan makan yang tidak sehat.

Sebelumnya, selama sidang kongres Oktober lalu, para senator mendesak perwakilan TikTok untuk lebih melindungi pengguna muda.

"Kami membuat perubahan ini dengan berkonsultasi dengan pakar gangguan makan, peneliti, dan dokter. Karena kami memahami orang bisa saja tengah berjuang dengan pola dan perilaku makan yang tidak sehat tanpa memiliki diagnosis gangguan makan," kata TikTok.

Tidak hanya melarang konten terkait gangguan makan, perubahan pedoman komunitas TikTok juga menambahkan larangan terhadap ideologi kebencian.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Larangan Lainnya

TikTok
TikTok. Dok: money.com

Dengan begitu, TikTok secara eksplisit juga melarang deadnaming (penggunaan nama lahir dari seorang transgender tanpa persetujuan mereka), misgendering (panggilan pada kaum trans yang tidak sesuai dengan gender mereka), dan misogini (diskriminasi terhadap perempuan dengan melibatkan kebencian).

Selama ini, kritik terhadap perusahaan media sosial telah meningkatkan alarm atas tandangan berbahaya dan hoaks yang beredar di platform medos.

Larang Tantangan Berbahaya

Reels
Layanan mirip TikTok milik Instagram, Reels, diuji coba di India usai pemblokiran TikTok (Foto: Instagram)

Selain menambahkan lebih banyak detail pada kebijakan online challenge, TikTok menyebut pihaknya akan merilis serangkaian video yang dibuat bersama kreator, guna membantu audiens menilai konten yang ditemukan.

Video-video ini akan muncul di hub #SaferTogether, di halaman Discover.

Sekadar informasi, lebih dari 91 juta video (1 persen dari video yang diunggah di TikTok) dihapus karena pelanggaran konten sepanjang kuartal ketiga 2021.

"Kami menggunakan kombinasi teknologi dan manusia untuk menghapus pelanggaran Pedoman Komunitas dan kami akan terus melatih sistem otomatis serta tim keamanan kami untuk menegakkan kebijakan kami," kata TikTok dalam pengumumannya.

(Tin/)

Infografis Tentang TikTok

Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya