Liputan6.com, Jakarta - Dicaploknya raksasa media sosial Twitter oleh bos Tesla, Elon Musk, mendapatkan beragam reaksi pro dan kontra. Salah satu respon yang muncul berasal dari pengusaha yang kerap disebut sebagai rival Musk, yaitu Jeff Bezos.
Reaksi dari bos Amazon dan Blue Origin ini muncul saat Musk sempat mencuit, "Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara."
Baca Juga
Mengutip The Verge, Rabu (27/4/2022), twit ini diunggah Jeff Bezos sebelum Twitter mengumumkan pembelian USD 44 miliar dari orang terkaya di dunia itu.
Advertisement
Komitmen ini pun mendapatkan pertanyaan dari Bezos, yang mengutip cuitan dari reporter New York Times, yang menunjukkan kepentingan bisnis Tesla di Tiongkok bisa berpengaruh atas Twitter di bawah pemilik barunya.
"Pertanyaan menarik. Apakah pemerintah Tiongkok baru saja mendapatkan sedikit pengaruh atas alun-alun kota?" kata Jeff Bezos, yang dalam hal ini merujuk pada Twitter sebagai tempat berkumpulnya orang untuk berpendapat.
Interesting question. Did the Chinese government just gain a bit of leverage over the town square? https://t.co/jTiEnabP6T
— Jeff Bezos (@JeffBezos) April 25, 2022
Bezos pun menjawab pertanyaannya sendiri dengan mengatakan, "mungkin tidak." Menurutnya, hasil yang lebih memungkinkan di sini adalah "kompleksitas di Tiongkok untuk Tesla, ketimbang sensor Twitter."
"Namun kita lihat saja. Musk sangat pandai menavigasi kompleksitas semacam ini," kata Bezos yang juga masuk ke dalam deretan orang terkaya di dunia itu.
Bukan rahasia lagi apabila Elon Musk dan Jeff Bezos kerap saling sindir soal berbagai hal, khususnya terkait luar angkasa dan teknologi.
Elon Musk sempat meledek Bezos yang berinvestasi ke startup penelitian anti-penuaan bernama Altos Labs. Ia juga mengejeknya soal gugatan hukum ke SpaceX.Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Usai Elon Musk Beli Twitter
CEO Twitter Parag Agrawal sementara itu, belum memiliki jawaban konkrit atas pertanyaan karyawan mengenai nasib mereka dan nasib Twitter setelah Elon Musk jadi pemilik Twitter.
Namun, dalam rapat virtual yang digelar pada Senin waktu setempat, setelah perusahaan menyetujui pembelian oleh Elon Musk, Agrawal menjawab tentang masa depannya, dewan perusahaan, dan kemungkinan PHK karyawan.
"Saat ini, belum ada rencana PHK," kata Agrawal, seperti dikatakan seseorang yang mendengar pernyataan tersebut, dikutip dari The Verge, Selasa (26/4/2022).
Agrawal mengatakan, dirinya masih akan menjadi CEO Twitter hingga kesepakatan pembelian ditutup. Namun ia juga tidak berkomentar tentang apa yang akan terjadi padanya.
Sementara, menurut ketua independen dewan Twitter Brett Taylor, dewan perusahaan akan dibubarkan setelah kesepakatan pembelian ditutup.
"Memang tidak ada kepastian tentang apa yang akan terjadi setelah kesepakatan pembelian ditutup," kata Agrawal kepada staf dan karyawan Twitter.Â
Advertisement
Staf Masih Menunggu
Sementara itu, kesepakatan pembelian diperkirakan selesai akhir tahun 2022 ini. Hingga Elon Musk mengambil alih Twitter sepenuhnya, seluruh staf Twitter harus menunggu tentang perubahan apa yang mungkin terjadi.
"Kami belum memiliki jawaban yang pasti untuk semua pertanyaan. Ini adalah masa yang penuh ketidakpastian," katanya.
Sejak niat Elon Musk untuk membeli Twitter terungkap pada 14 April lalu, beberapa karyawan Twitter telah menyatakan ketidaknyamanan bahkan penolakan langsung atas rencana pembelian Elon Musk.
Elon Musk menjelaskan, ia ingin melihat perubahan pada platform Twitter dan bersikeras bahwa upayanya untuk membeli Twitter bukan demi keuntungan finansial semata.
Elon juga menyebut Twitter merupakan alun-alun yang berdiri secara de facto. Orang terkaya di dunia ini juga meyakini Twitter harus "membuka algoritme menjadi open source."
Ruang Kebebasan Berbicara
Selama ini, bos Tesla dan SpaceX itu berulang kali berfokus pada Twitter sebagai ruang yang mendukung kebebasan berbicara. Ia bahkan mempertanyakan tentang keputusan Twitter menghapus akun Donald Trump.
Sekadar informasi, Trump dilarang dari Twitter sejak 2021. Namun, CEO Twitter Parag Agrawal tidak memiliki jawaban pasti apakah Donald Trump akan diperbolehkan kembali ke Twitter setelah Elon Musk menjadi pemilik Twitter.
"Begitu kesepakatan selesai, kami tidak tahu ke mana arah platform Twitter," tutur Agrawal, menyoal kehadiran Donald Trump di Twitter pasca pembelian Twitter.
Sebelumnya, Elon Musk resmi menjadi pemilik Twitter. Tawaran Elon Musk untuk membeli Twitter senilai USD 44 miliar atau Rp 635 triliun secara tunai disetujui oleh pemegang saham Twitter.
(Dio/Ysl)
Advertisement