Raih Pendanaan Rp 206 Miliar, Startup Lokal Pitik Kembangkan Ekosistem Peternakan Unggas

Dengan dana segar ini Pitik mengaku akan terus mengembangkan teknologi dan memperluas ekosistemnya untuk memberdayakan lebih banyak peternak unggas di Indonesia.

oleh Iskandar diperbarui 21 Mei 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2022, 09:00 WIB
Unggas
Ilustrasi unggas. (Foto: Tangkapan layar vlogger Peternakan Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Startup teknologi unggas asal Indonesia, Pitik, baru saja meraih pendanaan Seri A senilai USD 14 juta atau sekitar Rp 206 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari MDI Ventures dan Wavemaker Partners.

Dengan dana segar ini Pitik mengaku akan terus mengembangkan teknologi dan memperluas ekosistemnya untuk memberdayakan lebih banyak peternak ayam (unggas) di Indonesia.

Pendanaan ini juga akan digunakan untuk ekspansi tim Pitik di segi teknologi, operasional, dan pengembangan ternak.

Teknologi dan sistem Pitik diklaim telah terbukti berhasil memberdayakan dan meningkatkan efisiensi produksi mitra ternaknya (‘Kawan Pitik’).

Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, peternak Kawan Pitik berhasil menekan angka kematian hingga setengah (turun 50 persen) dan meningkatkan rasio konversi pakan sebesar 12 persen dibandingkan angka rata-rata nasional, yang pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan mereka.

“Kami membuktikan efektivitas teknologi kami dalam membantu peternak meningkatkan hasil panen. Impian besar kami adalah memberdayakan semua peternak unggas di Indonesia melalui layanan terpadu kami dan memastikan kami dapat meningkatkan taraf hidup mereka," kata Co-Founder dan CEO Pitik, Arief Witjaksono, dikutip Sabtu (21/5/2022).

Ia menambahkan pendanaan ini akan membantu perusahaan menjangkau lebih banyak peternak serta untuk mendorong inovasi teknologi lebih lanjut dalam sektor peternakan.

Dalam kurun waktu satu tahun, Pitik telah bermitra dengan ratusan petani di 53 kecamatan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Dari jaringan peternak ini, Pitik mampu menjual lebih dari 16 juta ekor ayam per tahun--menjadikanya sebagai startup perunggasan terbesar secara ukuran bisnis di Indonesia.

Dengan pendanaan Seri A ini, Pitik akan terus mengembangkan teknologi canggih dan produk otomatisasi pertanian yang akan meningkatkan produktivitas pertanian lebih jauh.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ingin Ekspansi ke Seluruh Jawa

Perusahaan juga menargetkan untuk ekspansi ke seluruh wilayah Jawa pada tahun ini, dan ke pulau-pulau lain pada 2023. Pitik juga akan memperluas bisnisnya ke layanan hilir seperti pemrosesan dan distribusi ayam ke pengguna akhir.

“Kami telah membuka peluang bisnis hulu di bidang peternakan unggas. Memperluas layanan ke sektor hilir membuat kami dapat membantu petani mendapatkan margin yang lebih tinggi lagi. Ini selaras dengan misi kami untuk menjadi mitra peternak di semua titik perjalanan bisnis mereka,” kata Co-Founder dan COO Pitik, Rymax Joehana.

“Tidak hanya itu, ini juga berarti Pitik dapat menyediakan ayam yang lebih sehat dan berkualitas lebih tinggi untuk konsumen Indonesia karena produk yang dijual oleh Pitik diambil dari ekosistem peternak sendiri yang telah memiliki standar kontrol kualitas yang ketat,” sambungnya.

Sementara Eko Kurniadi, Partner di Alpha JWC Ventures, menuturkan pihaknya sangat antusias untuk bekerja bersama Arief dan Rymax.

Ia menilai Pitik telah membangun solusi lengkap manajemen pemeliharaan ternak unggas berbasis teknologi yang memungkinkan mereka untuk menawarkan harga yang kompetitif dan suplai input ternak yang stabil.

"Melalui kerja sama dengan integrator industri dan pelaku ekosistem, Pitik berhasil mendapatkan traksi awal yang sangat baik. Kami percaya bahwa keunggulan ini akan memosisikan Pitik di garda terdepan pengembangan rantai pasok peternakan unggas di seluruh Indonesia,” ujar Eko.

 

Memberdayakan Peternak Unggas

Diluncurkan pada pertengahan 2021 oleh duo pengusaha muda, Arief dan Rymax, Pitik dibangun atas misi untuk memberdayakan peternak unggas di Indonesia.

Perusahaan ini tengah membangun komunitas peternak unggas di Indonesia dan membekali mereka dengan solusi end-to-end di bidang teknologi, pembiayaan, dan rantai pasokan.

Melalui layanannya, Pitik mengatasi inefisiensi dalam produksi peternakan unggas dan memperlancar rantai pasok untuk menciptakan ekosistem yang adil bagi peternak untuk tumbuh dan meningkatkan kesejahteraannya.

Dukungan yang disediakan Pitik ternyata sangat dibutuhkan oleh peternakan lokal yang selama ini menghadapi masalah efisiensi yang rendah, kesulitan operasional, dan keterlambatan atau bahkan gagal bayar saat panen.

Masalah-masalah seperti ini mengakibatkan tingkat kematian unggas skala nasional yang 5-8 kali lebih tinggi dari rata-rata global dan kebocoran pendapatan tahunan hingga Rp 2 miliar per peternakan, akibat tingkat pertumbuhan ayam yang buruk, yang dapat dihindari jika ada perawatan dan manajemen peternakan yang lebih baik.

Pitik membekali peternak dengan teknologi manajemen peternakan yang komplit (full-stack farm management) untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Setelah bergabung dengan ekosistem Pitik, setiap kandang akan dipasang sistem IoT (internet-of-things) yang dapat dikontrol dan dipantau melalui aplikasi Pitik.

Di samping teknologi, Pitik memanfaatkan ekosistemnya untuk memasok sapronak (sarana produksi peternakan) dengan kualitas tinggi, menyediakan layanan pembiayaan, serta kemudian mengambil hasil panen dengan harga terbaik dan jaminan pembayaran.

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya