Prospek Sektor Unggas di Awal 2025, Saham-Saham Ini Bisa Jadi Pilihan

Strategi BUY pada CPIN dengan target price 5.900. Kemudian BUY JPFA dengan target price 2.400. Sementara BUY saham MAIN dengan target price 1.700.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jan 2025, 15:30 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 15:30 WIB
Tembus Rp 50 Ribu per Kg, Peternak Keluhkan Harga Bibit Ayam Fluktuatif
Pada periode 6–10 Januari 2025, harga rata-rata unggas untuk ayam broiler turun menjadi Rp 20.570 per kilogram, atau turun sebesar 2,1% dibanding minggu sebelumnya (Merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Industri unggas (poultry) di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik pada awal 2025. Meskipun terdapat fluktuasi harga pada beberapa komoditas utama, prospek sektor ini tetap positif, terutama berkat kombinasi dari faktor permintaan pasar, ketersediaan bahan baku, dan kebijakan pemerintah yang mendukung.

Pada periode 6–10 Januari 2025, harga rata-rata unggas untuk ayam broiler turun menjadi Rp 20.570 per kilogram, atau turun sebesar 2,1% dibanding minggu sebelumnya (WoW), meskipun masih naik 0,7% dibanding bulan lalu (MoM). Sementara itu, harga anak ayam atau DOC turun signifikan menjadi Rp4.500, anjlok 10% dibanding minggu sebelumnya.

"Penurunan ini terjadi karena berakhirnya musim liburan akhir tahun, yang biasanya mengurangi permintaan pasar," ungkap Analis saham Samuel Sekuritas, Fadhlan Banny dalam risetnya, dikutip Selasa (21/1/2025).

Terkait bahan baku, harga jagung lokal naik tipis 0,6% dibanding minggu lalu, dengan rata-rata mencapai Rp 4.602 per kilogram, yang juga menunjukkan kenaikan sebesar 2,5% sejak awal tahun. Di sisi lain, harga bungkil kedelai (SBM) turun menjadi USD 302 per ton, turun 2,4% dibanding minggu sebelumnya.

Menurut Fadhlan, penurunan harga SBM ini dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar dolar AS yang didorong oleh tingginya imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih rendah dari perkiraan. Ke depan, Fadhlan optimistis margin keuntungan di sektor unggas pada kuartal IV 2024 akan tetap positif di semua segmen, didukung oleh pasokan bahan baku yang cukup dan harga yang lebih rendah.

 

Pilihan Saham

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Pekerja melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

"Dari sisi valuasi, JPFA dan MAIN tampaknya menjadi pilihan paling menarik karena didukung oleh berbagai faktor, seperti adanya sejumlah kebijakan pemerintah yang menguntungkan, termasuk program makan siang gratis dan pengurangan kuota impor GPS, serta adanya program pemotongan produksi secara sukarela," ulas Fadhlan.

Fadhlan memaparkan, strategi BUY pada CPIN dengan target price 5.900. Kemudian BUY JPFA dengan target price 2.400. Sementara BUY saham MAIN dengan target price 1.700.

 

Perkembangan Industri Unggas Sepanjang 2024

Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Pekerja mengumpulkan telur dari peternakan ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Industri unggas di Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup baik sepanjang 2024, meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga, keterbatasan bahan baku pakan, dan dampak cuaca ekstrem akibat El Nino. Harga ayam broiler dan DOC mengalami pergerakan dinamis, dengan lonjakan selama momen Ramadhan dan Idul Fitri, namun terkoreksi di akhir tahun akibat penurunan permintaan pasca-liburan.

Harga bahan baku pakan seperti jagung lokal meningkat akibat pasokan yang terbatas, sementara harga bungkil kedelai (SBM) fluktuatif dipengaruhi penguatan dolar AS dan kebijakan ekonomi global. Meski demikian, dukungan pemerintah melalui pembatasan kuota impor GPS, program makan siang gratis, serta inisiatif pemotongan produksi secara sukarela membantu menjaga keseimbangan pasar.

Meski tantangan global dan domestik cukup berat, margin keuntungan sektor unggas tetap positif sepanjang tahun, didorong oleh efisiensi operasional dan permintaan yang stabil. Dengan prospek pertumbuhan konsumsi domestik dan kebijakan strategis yang mendukung, industri unggas terus menjadi sektor andalan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya