Twitter Salahkan Elon Musk karena Bikin Perusahaan Kehilangan Cuan

Twitter menyalahkan Elon Musk atas pendapatannya yang menurun. Menurut Twitter, jika Elon Musk tidak masuk, pendapatan perusahaan bisa lebih besar.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Jul 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2022, 12:00 WIB
Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Twitter menyalahkan Elon Musk atas penghasilannya yang lebih kecil ketimbang perkiraan. Menurut Twitter, jika Elon Musk tidak hadir dan berencana membeli Twitter, pendapatan Twitter bakal sedikit lebih besar.

Hal ini dikatakan Twitter dalam rilis pendapatan kuartal keduanya. Mengutip The Verge, Minggu (24/7/2022), Twitter menuding Elon Musk jadi faktor yang membuat pendapatannya turun dari USD 1,19 miliar (Rp 17,8 triliun) menjadi USD 1,18 miliar (Rp 17,6 triliun).

Meski begitu, masuknya Elon Musk bukan satu-satunya alasan Twitter menghadapi masalah pendapatan. Perusahaan juga menyebut, masalah pada industri periklanan dan kondisi ekonomi secara umum.

"Ketidakpastian terkait akuisisi Twitter yang tertunda oleh afiliasi Elon Musk menjadi masalah paling spesifik bagi Twitter," kata The Verge.

Sebelumnya pada April 2022 lalu, Elon Musk beli Twitter. Beberapa minggu setelahnya, Elon Musk mundur dari perjanjian tersebut.

Orang terkaya di dunia ini pun secara resmi mengajukan pengakhiran kesepakatan akuisisi Twitter ke Securities and Exchange Commision. Kini, Twitter dan Elon Musk akan menempuh langkah pengadilan pada Oktober mendatang.

Lewat pengadilan, Twitter berupaya 'memaksa' Elon Musk untuk melanjutkan akuisisi Twitter dengan harga yang disepakati sejak awal.

Sekadar informasi, Elon Musk pada April lalu menawar Twitter seharga USD 44 miliar atau setara Rp 658,9 triliun. Nilai tersebut setara dengan USD 54,20 per lembar sahamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Twitter Sulit Jual Iklan Gara-Gara Elon Musk

Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Sayangnya, keputusan akuisisi itu tampaknya justru membuat Twitter kesulitan menjual iklan. Sebelumnya Bloomberg melaporkan, Twitter mencoba yang terbaik untuk menenangkan kekhawatiran pengiklan, mengenai bagaimana Elon Musk bisa mengubah platform microblogging tersebut.

Firma periklanan Ad Age belum lama ini melaporkan, drama tentang akuisisi Twitter ini telah membuat penjualan iklan perusahaan menjadi "berantakan."

Dikatakan, penjualan iklan Twitter naik 2 persen dari tahun ke tahun, bahkan jika pendapatan keseluruhannya mengalami penurunan. Meski begitu, Twitter tetap perlu meningkatkan pendapatan dari penjualan iklannya.

Apalagi, Twitter melaporkan kerugian bersihnya sebesar USD 270 juta, turun dari laba USD 66 juta pada kuartal yang sama tahun lalu.

Tahun lalu, pendapatan Twitter tumbuh 74 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara, tahun ini justru menyusut.

Sekadar informasi, saat ini Twitter memiliki 237 juta pengguna harian. Jumlah tersebut naik dari 229 juta pengguna harian pada kuartal terakhir. Ditengarai peningkatan jumlah pengguna ini karena "perbaikan produknya yang berkelanjutan."

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Twitter Gugat Elon Musk Gara-Gara Batalkan Akuisisi

Elon Musk. (Joe Raedle/Getty Images/AFP)
Elon Musk. (Joe Raedle/Getty Images/AFP)

Sebelumnya, Elon Musk batal beli Twitter. Hal ini membuat Twitter menempuh jalur hukum. Jejaring sosial tersebut pun menggugat Elon Musk, Selasa (12/7/2022), karena melanggar kesepakatan senilai USD 44 miliar (Rp 659 triliun) tersebut.

Mengutip Gizchina, perusahaan juga meminta pengadilan Delaware untuk memerintahkan orang terkaya di dunia tersebut menyelesaikan akuisisi Twitter.

"Elon Musk tampaknya yakin, bahwa tidak seperti pihak lainnya yang taat hukum, dirinya bebas untuk berubah pikiran, menghancurkan perusahaan, mengganggu operasional perusahaan, menghancurkan nilai pemegang saham, dan pergi (menghentikan kesepakatan)," kata Twitter dalam dokumen pengaduan yang diajukan ke pengadilan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (13/7/2022).

Gugatan tersebut dianggap sebagai salah satu pertikaian hukum terbesar dalam sejarah Wall Street. Pasalnya gugatan itu melibatkan salah satu pengusaha paling flamboyan dalam dunia bisnis.

Sebelumnya, Jumat lalu, Elon Musk mengatakan dirinya mengakhiri kesepakatan dengan Twitter karena jejaring sosial ini dianggap melanggar perjanjian.

Menurut Elon Musk, Twitter gagal menanggapi permintaan informasi mengenai akun palsu atau spam di platform-nya. Padahal menurut Bos Tesla, informasi tersebut adalah dasar kinerja bisnis Twitter.

Reuters menyebut, Elon Musk yang juga bos SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar atas gugatan Twitter ke pengadilan Delaware.

Sekadar informasi, gugatan Twitter itu menuding Elon Musk melakukan pelanggaran perjanjian merger dan telah "mengacaukan Twitter serta bisnisnya".

PHK Twitter Meningkat Gara-Gara Elon Musk

Elon Musk. (AP Photo/Susan Walsh, File)
Elon Musk. (AP Photo/Susan Walsh, File)

Dikatakan Twitter, untuk pertama kalinya jumlah PHK karyawan meningkat, sejak kesepakatan dengan Elon Musk diumumkan.

Twitter juga menuding Elon Musk secara diam-diam telah mengumpulkan saham di perusahaan antara Januari dan Maret tanpa mengungkapkan pembelian substansialnya kepada regulator. Twitter menyebut, Musk malah terus mengumpulkan saham Twitter di pasar dengan tidak bijaksana.

Sekadar informasi, nilai saham Twitter ditutup pada USD 34,06 pada Selasa kemarin, naik 4,3 persen, namun tetap jauh lebih rendah dari nilai saham yang disepakati Elon Musk untuk pembelian Twitter, April lalu. Saat itu, Elon Musk sepakat membeli Twitter dengan nilai USD 44 miliar atau setara Rp 54,2 per lembar saham.

Elon Musk mengatakan, dia berhenti mengakuisisi Twitter karena kurangnya informasi tentang akun spam dan hal ini dianggapnya sebagai hal yang merugikan secara material. Elon Musk juga menyebut, kepergian eksekutif menjadi kegagalan Twitter dalam menjalankan bisnis.

Twitter mengatakan, pihaknya tidak membagikan lebih banyak informasi mengenai akun spam kepada Elon Musk karena khawatir Elon Musk akan membangun platform saingan Twitter setelah membatalkan akuisisi.

Atas hal tersebut, Elon Musk pun menyebut apa yang dilakukan Twitter kurang pantas. Elon Musk juga bilang, keputusannya untuk menghentikan akuisisi terkait penurunan nilai saham, terutama untuk saham perusahaan teknologi. 

(Tin/Isk)

Infografis Tekno Google Twitter revisi
Infografis Tekno Google Twitter revisi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya