Liputan6.com, Jakarta - Setelah dua upaya gagal untuk meluncurkan roket Space Launch System (SLS) baru ke Bulan, NASA mengkonfirmasi jadwal baru untuk upaya ketiga peluncuran Artemis 1.
Badan antariksa Amerika Serikat itu mengatakan, mereka menargetkan tanggal peluncuran tersebut pada Selasa, 27 September 2022. Jika gagal, maka akan kembali diluncurkan pada Minggu, 2 Oktober.
Baca Juga
Menjelang peluncuran pada 27 September mendatang, NASA mengatakan telah melakukan tes pengisian bahan bakar yang diperlukan tidak lebih awal dari Rabu, 21 September.
Advertisement
"Tanggal peluncuran baru Artemis 1 ini sudah dipertimbangkan secara cermat dari berbagai hal logistik," kata NASA dalam keterangan resminya, Selasa (13/9/2022).
Secara spesifik, upaya peluncuran pada 27 September akan berlangsung selama 70 menit pada pukul 11:37 waktu setempat dimana kapsul Orion akan kembali ke Bumi sekitar enam minggu kemudian pada 5 November.
Jika peluncuran kembali batal, NASA membidik tanggal penggantinya pada 2 Oktober dengan jendela peluncuran 109 menit pada pukul 14:52 waktu setempat.
“Penundaan ini dipastikan agar tim penerbangan dapat beristirahat cukup dan untuk mengisi kembali pasokan propelan kriogenik roket.”
Informasi, NASA batal meluncurkan Artemis 1 pada 29 Agustus dengan 40 menit pada jam hitung mundur setelah para insinyur mengidentifikasi ada masalah dengan salah satu mesin di tahap inti roket.
Lima hari kemudian, agensi luar angkasa AS itu juga menghentikan persiapan akhir peluncuran lain setelah kebocoran bahan bakar menjadi perhatian para insinyur.
Roket setinggi 97 meter dan pesawat ruang angkasa Orion tetap berada di landasan peluncuran di Kennedy Space Center di Florida.
Rencana NASA dengan Peluncuran Artemis 1
Lebih lanjut, misi Artemis I tanpa awak ini akan mengirim Orion terbang melintasi bulan dengan pesawat ruang angkasa tersebut kembali ke Bumi enam minggu kemudian.
Jika misi uji berhasil, NASA akan mengirim astronot di jalur penerbangan sama untuk misi Artemis II.
Kemungkinan pada tahun 2025, Artemis III akan menjadi upaya NASA untuk menempatkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di permukaan bulan dalam pendaratan berawak pertama dalam lima dekade.
NASA ingin menggunakan misi awal Artemis ini untuk membangun pangkalan bulan yang dapat dipakai misi jangka panjang.
Agensi berharap, kesuksesan membangung pangkalan bulan ini dapat menjadi "blueprint" untuk misi astronot pertama ke Mars yang ditargetkan pada akhir 2030-an.
Advertisement
Apa Itu SLS?
SLS adalah roket paling kuat yang pernah dikembangkan oleh badan antariksa AS, dan dirancang untuk mengirim astronot dan peralatan mereka kembali ke Bulan setelah absen selama 50 tahun.
Sebagian besar daya dorong besar berasal dari pembakaran hampir tiga juta liter hidrogen cair super dingin dan oksigen di empat mesin besar di bagian bawah kendaraan.
Tetapi ketika pengontrol mengirim perintah pada Sabtu pagi untuk mengisi tangki hidrogen roket, alarm berbunyi, menunjukkan ada kebocoran.
Masalahnya ditelusuri ke koneksi di mana hidrogen dipompa ke dalam kendaraan.
Pengontrol mencoba sejumlah perbaikan, termasuk memungkinkan perangkat keras memanas untuk waktu yang singkat untuk mengatur ulang segel, tetapi tidak berhasil.
Segel bocor pada SLS mungkin bisa dipasang pada landasan peluncuran. Tetapi ada baterai dalam sistem terminasi yang digunakan untuk menghancurkan roket jika terjadi peluncuran bandel yang akan membutuhkan sertifikasi ulang di luar minggu mendatang, dan ini hanya dapat dilakukan di bengkel.
(Ysl/Isk)