1.446 Orang Jadi Korban Banjir, BNPB Siap Salurkan Bantuan

Banjir di Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Bima mengakibatkan ribuan orang mengungsi dan BNPB mendistribusikan bantuan logistik dan dana.

oleh Nurul Diva Diperbarui 04 Mar 2025, 09:59 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 09:58 WIB
Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Banjir kembali melanda wilayah Jakarta setelah hujan deras mengguyur sejak awal Maret 2025. Akibatnya, ribuan warga terdampak, ratusan rumah terendam, dan lebih dari seribu orang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Luapan Kali Ciliwung menjadi penyebab utama bencana ini, menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bergerak cepat untuk menyalurkan bantuan bagi para korban. Berbagai kebutuhan dasar seperti makanan siap saji, air bersih, selimut, dan kasur telah didistribusikan ke beberapa lokasi pengungsian untuk memastikan para korban dapat bertahan selama situasi darurat berlangsung.

Namun, banjir kali ini dinilai lebih lama surut dibandingkan kejadian sebelumnya. BNPB dan instansi terkait terus melakukan evaluasi agar dampak bencana dapat diminimalisir ke depannya. Bagaimana kondisi terkini korban banjir, dan bagaimana langkah penanganannya? Berikut laporan lengkapnya, dirangkum Liputan6, Selasa (4/3).

Ribuan Warga Terdampak, Ratusan Rumah Terendam

Banjir yang terjadi akibat luapan Kali Ciliwung merendam ratusan rumah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Berdasarkan data BNPB, sebanyak 485 keluarga atau 1.446 orang terdampak, sementara sekitar 1.229 warga harus mengungsi ke 11 lokasi penampungan yang tersebar di beberapa kelurahan.

Kawasan yang paling parah terdampak di antaranya adalah Kelurahan Rawajati di Jakarta Selatan serta Kampung Melayu, Bidara Cina, dan Cawang di Jakarta Timur. Warga yang terdampak langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman, seperti sekolah, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang dijadikan sebagai lokasi pengungsian sementara.

Sementara itu, beberapa daerah masih mengalami genangan air yang belum surut sepenuhnya. Situasi ini diperburuk oleh hujan yang terus mengguyur, sehingga memperlambat proses pemulihan di wilayah terdampak.

"Dari banjir ini tidak seperti biasanya. Biasanya 4-5 jam surut tetapi ini sampai sore belum surut juga. Diharapkan setelah dicarikan solusinya, risikonya tidak terlalu banyak,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah, dikutip dari ANTARA.

 

BNPB Pastikan Bantuan Logistik Cukup untuk Pengungsi

Dalam menghadapi situasi darurat ini, BNPB telah memastikan bahwa stok bantuan logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para korban banjir. Berbagai barang seperti sembako, makanan siap saji, kasur, selimut, dan terpal telah dikirim ke titik-titik pengungsian yang tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Bantuan juga mencakup kebutuhan dasar lain seperti paket perlengkapan keluarga, air mineral, serta alat kebersihan yang diberikan kepada para pengungsi. Selain itu, tim BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar dan sesuai kebutuhan.

Meskipun pasokan bantuan dipastikan cukup, BNPB juga membuka kemungkinan untuk mengirimkan tambahan logistik jika situasi di lapangan memerlukan lebih banyak suplai. Upaya ini dilakukan agar para pengungsi tetap mendapatkan perlindungan yang layak selama tinggal di lokasi penampungan.

"Apabila kurang bisa minta kembali, kami siap untuk membantunya," ujar Lukmansyah, menambahkan.

Penyebab Banjir: Luapan Kali Ciliwung dan Hujan Deras

Banjir yang melanda Jakarta kali ini dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi serta meningkatnya debit air di Bendung Katulampa, Bogor. Data dari BPBD menunjukkan bahwa pada 2 Maret 2025, status Bendung Katulampa sempat mencapai Siaga 1 atau berbahaya, sebelum akhirnya air mengalir ke wilayah Jakarta melalui Kali Ciliwung.

Pada saat yang sama, Pos Pantau Depok juga mencatat kenaikan debit air secara signifikan yang membuat beberapa wilayah di bantaran sungai terendam banjir. Akibatnya, permukiman warga di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mengalami genangan dengan ketinggian air yang bervariasi, mulai dari 50 cm hingga lebih dari 1 meter.

Selain faktor cuaca, sistem drainase yang kurang optimal juga menjadi salah satu penyebab lambatnya air surut. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi BNPB dan pemerintah daerah untuk mencari solusi jangka panjang dalam mengatasi banjir yang kerap melanda ibu kota.

Langkah Penanganan dan Evakuasi Pengungsi

Dalam situasi darurat ini, BNPB dan BPBD telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan keselamatan warga terdampak. Proses evakuasi dilakukan dengan mengerahkan personel gabungan yang terdiri dari petugas BPBD, TNI, Polri, serta relawan untuk membantu warga keluar dari rumah yang tergenang.

Selain itu, tim medis juga disiagakan di lokasi pengungsian untuk memberikan layanan kesehatan bagi korban banjir, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil. Posko kesehatan juga dibuka untuk memberikan pengobatan bagi warga yang mengalami penyakit akibat paparan banjir seperti diare dan infeksi kulit.

Untuk mengantisipasi kondisi darurat yang berkepanjangan, BNPB telah menyiapkan skenario bantuan lanjutan jika diperlukan. Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa fasilitas di pengungsian tetap layak huni dan memenuhi standar kesehatan.

Upaya Pencegahan Agar Banjir Tidak Terulang

Meskipun banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Jakarta, BNPB dan pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi untuk mengurangi dampaknya di masa depan. Salah satu langkah yang sedang dikaji adalah peningkatan kapasitas drainase serta normalisasi sungai untuk memperlancar aliran air saat hujan deras terjadi.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya tidak membuang sampah ke sungai juga menjadi fokus utama dalam program pencegahan banjir. Sampah yang menumpuk di saluran air menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir karena menghambat aliran air yang seharusnya mengalir lancar ke hilir.

Dalam waktu dekat, BNPB juga berencana mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk membahas solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah banjir. Harapannya, dengan langkah-langkah yang lebih terencana, risiko banjir di ibu kota dapat diminimalisir sehingga tidak lagi menimbulkan korban yang besar.

FAQ (People Also Ask Google):

Apa penyebab utama banjir di Jakarta kali ini?

Banjir disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung setelah hujan deras dan meningkatnya debit air dari Bendung Katulampa.

Berapa jumlah warga yang terdampak banjir?

Sebanyak 1.446 orang terdampak dan lebih dari 1.229 warga mengungsi ke lokasi penampungan.

Apa saja bantuan yang diberikan BNPB kepada korban banjir?

BNPB menyalurkan makanan siap saji, kasur, selimut, air bersih, serta layanan kesehatan bagi para pengungsi.

Apa langkah pemerintah untuk mencegah banjir di masa depan?

Pemerintah akan meningkatkan kapasitas drainase, normalisasi sungai, dan edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya