YouTube Uji Coba Saluran TV Gratis dengan Iklan

YouTube sedang menguji saluran TV gratis berisi iklan, dengan menampilkan konten dari perusahaan media tertentu.

oleh Iskandar diperbarui 16 Jan 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 09:30 WIB
Halaman Depan YouTube Desktop
Halaman Depan YouTube Desktop (Photo by Christian Wiediger on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta YouTube sedang menguji saluran TV gratis berisi iklan, dengan menampilkan konten dari perusahaan media tertentu.

Menurut laporan dari The Wall Street Journal, konsepnya mirip dengan layanan seperti Pluto TV, saluran TV langsung Roku, atau pengalaman yang dibangun ke dalam TV dari perusahaan seperti Samsung, LG, dan Vizio.

Dilansir The Verge, Senin (16/1/2023), konsep tersebut menjadi bagian dari model bisnis yang menguntungkan bagi beberapa perusahaan lain.

Laporan pendapatan dari Vizio dan Roku menunjukkan bahwa mereka mendapat lebih banyak keuntungan dari iklan dan komisi langganan ketimbang penjualan perangkat keras.

Informasi terbaru menunjukkan Vizio menarik rata-rata US$ 27 per tahun per pengguna, sementara Roku berhasil menjaring lebih dari US$ 44 per tahun.

Seorang juru bicara YouTube yang tidak disebutkan namanya mengkonfirmasi bahwa fitur itu mungkin dapat diluncurkan lebih luas tahun ini. YouTube disebut akan bekerja sama dengan perusahaan seperti Lionsgate dan A&E.

YouTube memang cukup berpengalaman dalam menyediakan konten premium yang didukung iklan, di mana pada tahun 2022 perusahaan telah menambahkan acara TV gratis yang didukung oleh iklan ke dalam katalognya.

Tahun lalu, perusahaan juga menambahkan saluran gratis ke tab langsung Google TV melalui Pluto TV.

Ada juga YouTube TV, layanan berbayar yang memungkinkan pengguna mendapatkan pengalaman mampir dan menonton yang serupa dengan saluran televisi standar.

Tahun lalu, YouTube mengumumkan berhasil mengantongi sekitar 5 juta berlangganan YouTube TV.


Ada Perubahan Kebijakan Soal Kata-Kata Kasar di YouTube, Kreator Konten Protes

Ilustrasi Aplikasi YouTube
Ilustrasi Aplikasi YouTube (Szabó Viktor on Pexels)

Di luar isu di atas, komunitas kreator konten game di YouTube tengah meradang. Alasannya, sejumlah kreator mengaku beberapa video lawas mereka didemonetisasi secara tiba-tiba.

Perubahan itu disebut sebagai dampak dari kebijakan baru perusahaan yang diperkenalkan pada November 2022. Dalam kebijakan itu, YouTube membuat pedoman konten yang ramah pengiklan di platform-nya.

Salah satu kebijakannya adalah pembatasan pada penggunaan kata-kata kasar maupun kekerasan. Berdasarkan kebijakan baru, perusahaan tidak lagi menggolongkan kata-kata kasar berdasarkan tingkat keparahannya.

Kini, seluruh penggunaan kata-kata kasar akan diperlakukan sama di YouTube. Jadi, kata-kata tidak senonoh yang digunakan dalam judul, thumbnail, atau di video di 7 detik pertama atau digunakan secara konsisten dalam video kemungkinan tidak bisa mendapatkan penerimaaan dari iklan.

Sejumlah kreator konten mengaku perubahan ini mulai berdampak sejak akhir Desember 2022. Selain itu, pemberlakuan aturan baru ini disebut turut berpengaruh pada konten lama mereka, sehingga ada yang mengeluhkan tidak bisa mendapatkan pemasukan dari video lawas tersebut.

Terkait hal ini, YouTube menuturkan, pihaknya telah mendapat banyak masukan dari para kreator. Oleh sebab itu, mereka mengaku sedang dalam proses untuk melakukan beberapa penyesuaian.

"Masukan itu penting bagi kami dan kami sedang dalam proses membuat beberapa penyesuaian pada kebijakan ini untuk mengatasi masalah mereka," tutur juru bicara YouTube Michael Aciman seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (15/1/2022).

Kendati demikian, YouTube belum memberikan informasi secara detail mengenai langkah penyelesaian yang akan diberikan perusahaan, termasuk yang berdampak pada konten lawas milik para kreator.


Kreator YouTube Shorts Kini Bisa Dapat Penghasilan dari Iklan

YouTube Shorts
YouTube Shorts. (Doc: YouTube)

Di sisi lain, YouTube mengumumkan, kreator kini bisa mendapatkan penghasilan iklan dari Shorts mulai 1 Februari mendatang.

Sebelumnya di bulan September 2022, opsi monetisasi Shorts melalui iklan disebut tengah digarap oleh pihak YouTube.

Mengutip The Verge, Selasa (10/1/2023), perubahan tersebut hadir sebagai bagian dari update yang lebih luas di Program Mitra YouTube alias YouTube Partner Program. Di mana, program ini mempersyaratkan semua anggotanya untuk menyetujui persyaratan perjanjian baru, baik mereka ingin menghasilkan uang atau tidak dari Shorts.

Saat ini, kreator Shorts bisa menghasilkan sejumlah uang dari format yang digulirkan tahun 2021 ini, untuk sementara melalui hal-hal seperti Super Chat dan integrasi belanja, serta dana kreator yang disiapkan perusahaan. Namun model tersebut tidak terlalu banyak dibandingkan skema model monetisasi di TikTok.


Ketentuan untuk Para Kreator

YouTube
Ilustrasi YouTube Shorts. (Foto: YouTube)

Berbeda dari YouTube Shorts, TikTok berbagi pendapatan iklan secara langsung dengan pembuat konten. Hal ini dilakukan YouTube selama bertahun-tahun untuk video tradisionalnya, kini cara yang sama dibawa ke video yang diunggah di YouTube Shorts.

Kreator tidak harus ikut serta dalam monetisasi Shorts jika mereka tidak menginginkannya. YouTube mengatakan, pihaknya tengah memperkenalkan sistem modular untuk persyaratan program mitra. Di mana setiap orang dalam program harus menandatangani perjanjian dasar yang menentukan hal-hal seperti apa yang bisa diunggah di web dan cara kerja pembayaran.

Hal ini berlaku bagi kreator yang sudah menjadi YouTube Partners. Perusahaan menyebut, mereka punya waktu hingga 10 Juli 2023 untuk menerima persyaratan baru atau kemampuan untuk memonetisasi dengan platform yang dimatikan. Mereka harus mengajukan permohonan kembali ke program tersebut.

Selain itu juga ada perjanjian tambahan untuk monetisasi "Watch Page" dan Shorts yang bisa disetujui kreator secara terpisah.

Perjanjian Shorts yang akan tersedia pada 1 Februari mendatang memberikan si kreator potongan pendapatan dari "Iklan yang dilihat di antara video di Feed Shorts."

Perjanjian Watch Page mencakup hal seperti streaming langsung dan video berdurasi panjang tradisional di YouTube, YouTube Music, atau YouTube Kids.

Ada juga tambahan untuk commerce products seperti keanggotaan, Super Chats, Super Stickers, dan Super Thanks, meski perusahaan menyebut pengguna tidak perlu memberi persetujuan ulang jika telah mengaktifkan fitur tersebut di kanal mereka. 

YouTube juga berkata, pendekatan monetisasi untuk video YouTube dan Shorts ini akan memungkinkan mereka "menambah peluang monetisasi baru di masa mendatang tanpa harus update atau ubah seluruh perjanjian monetisasi."

Perusahaan juga mengatakan, kreator bisa keluar dari modul monetisasi tertentu setelah mendaftar. 


Infografis Sebar Hoaks demi Raup Untung di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Sebar Hoaks demi Raup Untung di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sebar Hoaks demi Raup Untung di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya