Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan satwa liar ilegal merupakan industri menguntungkan yang mengancam kelangsungan hidup ratusan spesies dan memiliki implikasi luas terhadap keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia.
Maraknya pasar online telah memudahkan individu untuk mengiklankan dan menjual satwa hidup atau produk satwa, sehingga menyulitkan pihak berwenang untuk memantau perdagangan ilegal ini.
Baca Juga
Untuk mengatasi masalah ini, sebuah tim ilmuwan di Helsinki Lab of Interdisciplinary Conservation Science di University of Helsinki telah membuat sebuah terobosan baru.
Advertisement
Dalam sebuah artikel terbaru yang terbit di jurnal Biological Conservation, para peneliti telah mengisi kesenjangan dalam identifikasi gambar yang terkait dengan perdagangan satwa liar ilegal.
Dengan menggunakan machine learning, mereka telah mengembangkan algoritma otomatis yang dapat mengidentifikasi konten gambar seperti itu di ruang digital.
Ini adalah pertama kalinya model computer vision diterapkan untuk menyimpulkan konteks gambar dan menentukan apakah gambar tersebut terkait dengan penjualan satwa hidup.
Algoritme ini memperhitungkan keberadaan satwa di dalam gambar dan lingkungan sekitarnya, yang berbeda dari gambar yang tidak ditangkap.
Para peneliti melatih 24 model jaringan saraf (neural network) berbeda pada kumpulan data yang baru dibuat dan model dengan kinerja terbaik mencapai akurasi tinggi, membedakan dengan baik antara konteks alami dan penangkaran.
Model-model tersebut juga diuji pada data yang diperoleh dari sumber yang tidak terkait dengan data pelatihan dan berkinerja baik, menunjukkan kemampuannya untuk bekerja dengan baik untuk mengidentifikasi konten lain di Internet.
Â
Game Changer
Metode ini disebut sebagai game changer dalam upaya mengotomatisasi identifikasi konten perdagangan satwa liar ilegal dari sumber digital.
Saat ini para peneliti sedang berupaya memperluas skala penelitian ini untuk memasukkan lebih banyak kelompok taksonomi di luar mamalia dan mengembangkan model baru yang dapat mengidentifikasi konten gambar dan teks secara bersamaan.
Mereka juga berencana untuk membuat metode mereka tersedia secara terbuka untuk digunakan oleh komunitas ilmiah dan praktisi yang lebih luas.
Perdagangan satwa liar ilegal diperkirakan bernilai miliaran dolar, dengan ratusan spesies diperdagangkan secara global.
Kemudahan seseorang untuk mengiklankan dan menjual satwa hidup atau produk satwa secara online menyulitkan pihak berwenang untuk memantau perdagangan ilegal ini.
Penerapan machine learning untuk mengidentifikasi konten perdagangan satwa liar ilegal merupakan langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan akan sangat membantu upaya para pelestari alam dan otoritas satwa liar.
Â
Advertisement
Kemajuan di Bidang Konservasi
Penggunaan teknologi mutakhir untuk mengatasi perdagangan satwa liar ilegal merupakan kemajuan yang signifikan di bidang konservasi.
Karya para peneliti di University of Helsinki ini sangat menjanjikan di masa depan, memberikan solusi inovatif untuk menghentikan perdagangan satwa liar ilegal.
Kemampuan untuk secara otomatis mengidentifikasi konten perdagangan satwa liar ilegal di ruang digital akan sangat membantu upaya para konservasionis dan otoritas satwa liar dalam upaya mereka untuk melindungi satwa liar di dunia.
Dengan menggunakan teknologi seperti machine learning, para peneliti berupaya mengakhiri perdagangan ilegal satwa liar dan memastikan masa depan di mana semua spesies dapat berkembang di habitat aslinya.
Dengan terobosan dalam ilmu konservasi ini, masa depan yang lebih cerah diharapkan muncul bagi satwa liar dan planet ini secara keseluruhan.
Infografis Vaksinasi PMK Hewan Ternak Digencarkan Jelang Idul Adha. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement