Liputan6.com, Jakarta - Rencana NASA untuk membangun pangkalan permanen di misi bulan dalam beberapa tahun mendatang menghadirkan sebuah tantangan; itu termasuk membangun robot untuk melakukan berbagai tugas yang berbeda tanpa dibanjiri oleh berbagai mesin yang berbeda.
Guna mengatasi hal ini, sebuah tim insinyur dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) sedang merancang sebuah perangkat komponen robotik universal yang dapat dipadupadankan oleh seorang astronot untuk mengonfigurasikan berbagai jenis robot dengan cepat.
Baca Juga
Setelah sebuah misi selesai, robot dapat dibongkar dan bagian-bagiannya digunakan untuk membangun robot baru untuk tugas yang berbeda.
Advertisement
Tim ini telah mengembangkan sebuah sistem, yang disebut WORMS, atau Walking Oligomeric Robotic Mobility System, yang mencakup anggota tubuh robot yang terinspirasi oleh cacing yang dapat dengan mudah dipasang oleh astronot pada sebuah pangkalan, dan bekerja bersama sebagai robot berjalan.
Bagian-bagiannya dapat dikonfigurasikan untuk membuat, misalnya, robot "paket" besar yang dapat membawa panel surya yang berat ke atas bukit, atau robot laba-laba berkaki enam yang dapat mengebor air yang membeku.
Tim MIT membangun dan mendemonstrasikan robot WORMS berkaki enam, yang mereka presentasikan minggu lalu di Aerospace Conference, IEEE, di mana mereka menerima Best Paper Award dari konferensi tersebut.
WORMS dirancang pada tahun 2022 sebagai respons terhadap ajang bertajuk Breakthrough, Innovative and Game-changing (BIG) dari NASA, sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide brilian.
Tantangan Nasa
NASA menantang para mahasiswa untuk mengembangkan sistem robotik yang dapat bergerak melintasi medan ekstrem tanpa roda.
Tim MIT menerima tantangan tersebut, dengan tujuan untuk merancang robot bulan yang dapat menavigasi Kutub Selatan bulan, dengan debu yang tebal dan halus, lereng yang curam dan berbatu, serta tabung lava yang dalam, dan juga menjelajahi daerah "yang dibayangi secara permanen", di mana terdapat air beku yang penting untuk menopang kehidupan para astronot.
Para siswa mendapatkan inspirasi dari pergerakan hewan tertentu. Mereka mempertimbangkan bagaimana seekor laba-laba dapat menjelajahi tabung lava, barisan gajah dapat membawa alat berat sambil saling menopang menuruni lereng yang curam, dan seekor kambing yang diikatkan pada seekor sapi dapat membantu menuntun hewan yang lebih besar ke atas bukit untuk mengangkut serangkaian panel surya.
Advertisement
Fleksibel dan Berkelanjutan
Inspirasi mereka mengarah pada desain WORMS, dengan bagian-bagiannya yang sederhana namun fleksibel dan berkelanjutan. Bagian utama sistem ini meliputi pelengkap atau cacing, yang dapat dipasang pada bodi atau sasis melalui "blok antarmuka universal" yang menyatukan dua bagian melalui mekanisme putar dan kunci. Bagian-bagiannya bisa dilepas dengan alat kecil yang melepaskan pin pegas blok.
Pelengkap dan bodi dapat dipasang menjadi aksesori seperti "sepatu", yang direkayasa dalam bentuk wajan, dan sistem LiDAR yang dapat memetakan lingkungan sekitar untuk membantu robot menavigasi. Versi mendatang diharapkan akan menyertakan lebih banyak sensor dan alat yang dapat dipasang, seperti derek, sensor keseimbangan, dan bor.
Langkah-langkah selanjutnya dari tim ini adalah menguji desain WORMS di lingkungan simulasi bulan, mengoptimalkan sistem, dan kemudian mengujinya di lingkungan dengan gravitasi yang lebih rendah. Mereka percaya bahwa WORMS fleksibel, berkelanjutan, dan hemat biaya, menjadikannya sistem yang ideal untuk digunakan di Bulan.
Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Advertisement