Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple Tim Cook ternyata tidak ingin orang-orang terlalu sering menggunakan iPhone. Pernyataan ini sedikit bertolak belakang dengan posisinya sebagai pimpinan Apple yang merupakan pembesut iPhone.
Mengutip informasi dari Mashable, Minggu (9/4/2023), pernyataan tersebut Tim Cook ungkapkan ketika menjadi salah satu sosok yang ditampilkan dalam edisi perdana mengenai World Creativity Awards dari majalah GQ.
Baca Juga
Pernyataan Tim Cook sendiri bukannya tanpa alasan. Ia menuturkan, Apple tidak diberi intensif agar pengguna iPhone berlama-lama menggunakan perangkat mereka.
Advertisement
Alih-alih berlama-lama di iPhone mereka, Tim menginginkan agar pengguna memanfaatkan perangkat tersebut untuk melakukan sesuatu yang belum tidak bisa mereka lakukan sebelumnya.
Menurut Tim Cook, Apple mendesain teknologi untuk memungkinkan orang-orang mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan, menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa mereka buat, serta mempelajari hal-hal yang belum mereka ketahui.
"Itulah yang mendorong kami. Kami tidak ingin orang menggunakan ponsel kami terlalu sering. Kami tidak diberi insentif untuk itu. Kami tidak menginginkan itu," tuturnya.
Untuk itu, ia bersama Apple menciptakan fitur Screen Time yang memungkinkan orang-orang memantau waktu mereka ketika menggunakan iPhone. Kehadiran fitur ini tidak lepas dari filosofi yang ia pegang sebagai seorang pribadi.
"Karena filosofi saya adalah, jika Anda lebih sering melihat ponsel daripada menatap mata seseorang, Anda melakukan hal yang salah. Jadi kami melakukan sejumlah hal seperti (fitur) Screen Time," ujarnya menjelaskan.
Selain itu, ia juga menyinggung soal privasi sebagai hak asasi manusia yang mendasar. Karenanya, Apple berusaha membuat produk yang sesedikit mungkin mengumpulkan data dan menempatkan pengguna di kursi pengemudi.
Dengan kata lain, Apple memberikan kesempatan bagi pengguna smartphone besutannya untuk mengatur sendiri data mereka, termasuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan data tersebut.
Bos Apple Tak Ingin iPhone Sekadar Jadi Alat Akses Media Sosial Tanpa Henti
Pernyataan serupa sebenarnya pernah Tim Cook lontarkan pada 2021. Ketika itu, ia melakukan wawancara dengan Bustle.
Dikutip dari Tech Spot, Tim membahas mengenai kekhawatirannya tentang pengguna yang memakai perangkat teknologinya terlalu sering. Untuk itu, Apple pun mengembangkan fitur seperti Screen Time, sehingga pengguna dapat memantau aktivitas di perangkatnya.
"Dan saya selalu khawatir tentang orang yang terlalu banyak menggunakan teknologi. Jadi, kami menghadirkan fitur Screen Time untuk memberitahu orang-orang waktu sebenarnya yang mereka habiskan di perangkatnya, karena biasanya, jumlah itu jauh lebih banyak dari yang mereka katakan," tutur Tim.
Selain itu, dia juga ingin agar konsumen Apple untuk memanfaatkan perangkatnya secara lebih produktif dan terhubung dengan orang lain. Sebagai contoh, untuk fotografi atau berkomunikasi dengan keluarga maupun teman lewat FaceTime, tak sekadar scrolling media sosial tanpa henti.Â
Ia pun mengatakan, teknologi seharusnya yang melayani manusia dan buka sebaliknya. Tim pun menyuarakan dukungannya pada Shine, aplikasi yang didesain untuk membantu pengguna melawan stigma soal kesehatan mental.
Sebagai informasi, kreator mekanisme infinte scrolling di media sosial, Aza Raskin, memang pernah mengutarakan permintaan maaf atas temuannya. Ia menyesal dengan temuannya membuat mekanisme scrolling yang ternyata membawa dampak negatif.
Awalnya, ia mengatakan, tujuannya membuat mekanisme tersebut adalah menciptakan pengalaman semulus mungkin untuk pengguna. Namun hal itu kini berubah menjadi alat untuk mengajak pengguna agar tetap online selama mungkin.
Advertisement
Apple Potong Kompensasi untuk Tim Cook Sebesar Rp 530,4 Miliar
Di sisi lain, kompensasi Apple untuk sang CEO Tim Cook dipotong hingga lebih dari 40 persen besarnya. Yang mengejutkan, keputusan tersebut adalah rekomendasi dari Tim Cook sendiri.
Mengutip The Verge, Sabtu (14/1/2023), Tim Cook memang menargetkan kompensasinya akan berkurang hingga USD 35 juta atau setara Rp 530,4 miliar.
Pasalnya berdasarkan pengajuan peraturan baru, total penghasilan yang didapatkan Tim Cook turun dari USD 84 juta (setara Rp 1,2 triliun) di tahun 2022 menjadi USD 49 juta (setara Rp 742,6 juta) pada 2023. Penurunan tersebut terhitung lebih dari 40 persen.
Perubahan tersebut seluruhnya berasal dari penyesuaian nilai penghargaan ekuitasnya, yang merupakan bagian terbesar dari total kompensasi untuk Tim Cook.
Pada tahun 2022, nilai penghargaan ekuitas itu diperkirakan mencapai USD 75 juta, tetapi tahun ini perkiraan tersebut turun menjadi USD 40 juta.
Meski begitu, gaji pokok Tim Cook sebesar USD 3 juta dan insentif tahunannya sebesar USD 6 juta akan tetap sama, demikian lapor Bloomberg.
Â
Penetapan Gaji Baru Tim Cook
Untuk menetapkan gaji baru Cook, Komite Kompensasi di dewan Apple menyeimbangkan feedback para pemegang saham, kinerja Apple yang luar biasa, serta rekomendasi dari Tim Cook.
Dari perhitungan di atas, alhasil kompensasi untuk Tim Cook pada tahun 2023 bisa berbeda.
Terlepas dari pemotongan kompensasi bagi sang CEO Apple, Komite Kompensasi Apple menyebut, Apple punya performa yang sangat baik pada 2022 di bawah kepemimpinan Tim Cook. Tim Cook memimpin Apple sejak 2011.
(Dam/Isk)
Advertisement