Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi media sosial besutan salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey, Bluesky, mendapatkan lonjakan permintaan pengguna usai Elon Musk mengumumkan kebijakan View Limit pada Sabtu lalu.
Bahkan, Bluesky sempat menghentikan pendaftaran sementara karena masalah ketidakstabilan pada platform tersebut, saking tingginya permintaan pada Sabtu, meski akhirnya dilanjutkan kembali.
Baca Juga
"Kami untuk sementara akan menghentikan pendaftaran Bluesky selagi tim melanjutkan perbaikan masalah performa yang ada," tulis jejaring itu melalui blog-nya saat itu, mengutip The Verge.
Advertisement
Mengingat belum diluncurkan resmi dan masih tahap beta, media sosial Bluesky saat ini membutuhkan kode undangan apabila seseorang ingin mengaksesnya, mengharuskan mereka melakukan pendaftaran terlebih dulu untuk dapat kode.
Menurut Bluesky, masuknya pengunjung menyebabkan "beberapa penurunan kinerja sebagai akibat dari rekor traffic yang tinggi."
Untungnya masalah tersebut tidak berlangsung lama. Bluesky pun kembali membuka pendaftaran mereka setelah beberapa saat pada Minggu malam waktu setempat.
Mengutip Fox Business, di akhir April, platform ciptaan Jack Dorsey itu mengklaim sudah memiliki lebih dari 50.000 pengguna.
Selain pengguna yang mengajukan pendaftaran lewat waiting list, platform media sosial ini juga secara berkala membagikan undangan kepada pengguna yang sudah ada, untuk dibagikan ke partisipan lain.
Tergantung pada kualitas undangan yang berubah menjadi pengguna, BlueSky kemudian memberikan lebih banyak undangan kepada pengguna tertentu.
Elon Musk Batasi Jumlah Cuitan yang Dibaca Pengguna
Sebelumnya, Elon Musk secara tiba-tiba mengubah kebijakan Twitter, dengan membatasi jumlah cuitan yang dapat dibaca oleh pengguna.
Lewat postingan di akun Twitter pribadinya, Elon Musk mengatakan, pengguna tak terverifikasi (atau tak berbayar) hanya bisa membaca 600 cuitan per hari, kemudian ditambah jadi 800 kicauan, lalu naik hingga 1.000.
Sedangkan pengguna baru tak terverifikasi, mereka hanya bisa membaca 300 cuitan, lalu ditambah menjadi 400.
Dilansir BBC, Minggu (2/7/2023), pengguna Twitter terverifikasi pun ikut dibatasi, di mana mereka hanya dapat membaca 6000 cuitan, kemudian ditambah menjadi 8000, dan bertambah lagi 10.000.
Dikutip dari cuitan di Twitter, Elon menyebut tindakan ini dilakukan karena besarnya jumlah data yang diambil (scraping) dari platform media sosial itu.
Dia juga menambahkan, batasan ini juga dibuat karena tingginya manipulasi sistem data di Twitter.
"Ini merupakan tindakan darurat sementara. Kami mendapati pengambilan data besar-besaran, sehingga menurunkan kualitas layanan untuk pengguna biasa," tulis Musk di Twitter.
Advertisement
Elon Musk Singgung Perusahaan AI
Sontak kebijakan baru Elon Musk ini menuai reaksi dari banyak pengguna Twitter, di mana mereka mengeluhkan linimasanya tidak bisa di refresh karena melewati batas.
Lebih lanjut, Elon juga mengaitkannya dengan perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang menarik data dengan tujuan melatih model mereka.
"Hampir setiap perusahaan yang melakukan AI, mulai dari perusahaan rintisan hingga beberapa perusahaan terbesar di Bumi, mengorek sejumlah besar data," kata Elon Musk
"Agak menyakitkan harus membawa sejumlah besar server online dalam keadaan darurat hanya untuk memfasilitasi beberapa penilaian AI yang keterlaluan," imbuhnya.
Twitter Haruskan Punya Akun untuk Lihat Tweet
Twitter sebelumnya juga meminta warganet yang ingin melihat sebuah konten atau cuitan, diharuskan untuk memiliki akun.
Sebelumnya, pengguna yang tidak punya akun Twitter masih bisa melihat-lihat cuitan yang ada di platform media sosial milik Elon Musk tersebut.
Orang di luar Twitter baru diharuskan membuat akun apabila ingin memberikan likes atau meninggalkan komentar di sebuah Tweet.
Dengan perubahan ini, pengguna yang tak punya atau belum log in ke akun Twitter-nya, akan mendapatkan permintaan log in atau membuat akun baru, saat mengklik Tweet, profil pengguna, atau thread.
Mengutip The Verge, Sabtu (1/7/2023), Twitter tidak membuat pengumuman publik terkait perubahan ini. Sehingga, beberapa orang bingung apakah ini adalah kesalahan teknis atau disengaja.
Namun, Elon Musk melalui akun Twitter-nya mengklaim bahwa perubahan ini adalah "Tindakan darurat sementara."
"Kami mengalami penjarahan data yang sangat banyak sampai menurunkan layanan buat pengguna normal," kata Elon Musk membalas cuitan akun @TitterDaily.
(Dio/isk)
Advertisement