Bos Meta Nick Clegg Sebut Sistem AI Generatif Itu Bodoh, Ini Alasannya

President of Global Affairs di Meta, Nick Clegg, baru-baru ini menjadi sorotan ketika dia menyebut sistem AI generatif 'bodoh'.

oleh Iskandar diperbarui 20 Jul 2023, 10:22 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 10:22 WIB
President of Global Affairs di Meta, Nick Clegg. Credit: Meta
President of Global Affairs di Meta, Nick Clegg. Credit: Meta

Liputan6.com, Jakarta - President of Global Affairs di Meta, Nick Clegg, baru-baru ini menjadi sorotan ketika dia menyebut sistem AI generatif 'cukup bodoh' dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Pernyataan ini memicu perdebatan tentang kapasitas dan batasan sistem AI, serta potensi risiko yang ditimbulkannya bagi masyarakat. Nick Clegg meyakini bahwa model AI saat ini jauh dari level di mana mereka akan berpikir sendiri.

Dalam wawancaranya dengan BBC, dikutip dari Gizchina, Kamis (20/7/2023), Nick Clegg berpendapat bahwa sistem AI generatif itu bodoh karena tidak memiliki kemampuan untuk memahami konteks dan makna konten yang mereka buat.

Dia menilai sistem ini hanya mampu menghasilkan konten yang mirip secara dangkal. Baginya, model AI tidak menawarkan konten yang benar-benar orisinal.

Clegg juga menekankan pentingnya pengawasan dan kendali manusia atas sistem AI. Dia berpendapat mereka harus digunakan untuk menambah pengambilan keputusan manusia daripada menggantikannya.

Komentar Nick Clegg telah memicu perdebatan yang lebih luas tentang kekuatan dan batasan sistem AI generatif. Beberapa ahli berpendapat bahwa sistem ini memang terbatas kemampuannya untuk membuat konten yang benar-benar orisinal.

Mereka juga berpendapat bahwa AI paling baik digunakan dengan kreativitas dan input manusia. Beberapa ahli lain menunjukkan bahwa AI generatif telah digunakan untuk membuat karya seni dan musik yang mengesankan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu AI Generatif?

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

AI generatif mengacu pada jenis kecerdasan buatan yang mampu membuat konten baru, seperti gambar, video, dan teks, yang serupa dengan konten yang sudah ada.

Hal itu bisa dicapai melalui penggunaan algoritme pembelajaran mendalam yang dilatih pada kumpulan data contoh yang besar.

AI generatif memiliki banyak aplikasi potensial, seperti menghasilkan gambar realistis untuk video game atau membuat konten yang dipersonalisasi untuk feed media sosial.


Sutradara Oppenheimer Christopher Nolan Ingatkan Para Ilmuwan Soal Bahaya AI

Poster film Oppenheimer karya Christopher Nolan. (Universal Pictures)
Poster film Oppenheimer karya Christopher Nolan. (Universal Pictures)

Di sisi lain, sutradara Oppenheimer Christopher Nolan berharap agar filmnya bisa jadi pelajaran bagi para ilmuwan yang menggarap kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Seperti yang sudah banyak diketahui, J. Robert Oppenheimer, yang dijuluki sebagai bapak bom atom dan kisahnya diangkat di film tersebut, menyesali penemuannya tersebut.

"Sekarang akulah kematian, sang penghancur dunia," begitulah kata-kata terkenal dari Oppenheimer yang mengutip Bhagavad Gita.

Dalam bincang-bincang usai screening film Oppenheimer beberapa waktu lalu, Nolan mendapatkan pertanyaan mengenai apa yang diharapkannya menjadi pelajaran bagi Silicon Valley dari film tersebut.

"Saya pikir apa yang saya ingin mereka ambil adalah konsep akuntabilitas," kata Nolan, seperti dilansir The Verge, dikutip Rabu (19/7/2023).

Christopher Nolan pun menjelaskan ketika seseorang berinovasi dengan teknologi, dia harus memastikan bahwa ada akuntabilitas.

Ia mengacu pada berbagai macam inovasi teknologi yang dianut oleh Silicon Valley, sementara perusahaan yang sama menolak mengakui kerugian yang telah mereka timbulkan berulang kali.

"Munculnya perusahaan-perusahaan selama 15 tahun terakhir berbicara tentang kata-kata seperti 'algoritma', tidak tahu apa artinya dalam pengertian matematis apa pun yang bermakna," ujar pembuat film Inception itu.

"Mereka hanya tidak mau bertanggung jawab atas apa yang dilakukan algoritma itu," imbuh sutradara trilogi The Dark Knight itu. "Diterapkan ke AI? Itu kemungkinan yang menakutkan. Menakutkan."


Momen Oppenheimer

[Bintang] Christopher Nolan
Christopher Nolan. foto: variety

Nolan melanjutkan, yang menakutkan adalah ketika itu terjadi pada AI. Menurutnya, apabila sistem AI bisa masuk ke infrastruktur pertahanan, mereka bisa mengisinya dengan senjata nuklir.

"Dan jika kita mengizinkan orang mengatakan bahwa itu adalah entitas yang terpisah dari orang yang menggunakannya, memprogram, menggunakan AI, maka hancurlah kita. Itu harus tentang akuntabilitas," kata Nolan.

Nolan memang tidak merujuk ke satu perusahaan tertentu. Namun, perusahaan seperti Google, Meta, hingga Netflix, sangat bergantung pada algoritma untuk mempertahankan penonton.

Nolan juga mengatakan, saat dia bicara dengan para peneliti di bidang AI, menurutnya saat ini adalah "momen Oppenheimer" mereka.

"Mereka mencari ceritanya untuk mengatakan apa tanggung jawab para ilmuwan yang mengembangkan teknologi baru, yang mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan," kata sutradara Memento tersebut.

Nolan menutup, dirinya tidak mengklaim cerita Oppenheimer akan menjadi jawaban yang mudah. "Namun setidaknya ini berfungsi sebagai kisah peringatan," pungkasnya.


Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)

Infografis Film Bertema Masa Depan Bumi
Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya