7 Juta Ancaman Online Sasar Pengguna Indonesia Digagalkan Kaspersky pada Q2 2023

Laporan terbaru Kaspersky mencatat, terdapat lebih dari 7 juta ancaman online yang berhasil digagalkan dan menyasar pengguna internet di Indonesia pada Q2 2023.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Agu 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi melindungi dari ancaman siber (Kaspersky)
Ilustrasi melindungi dari ancaman online (Kaspersky)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan, di kuartal dua atau Q2 tahun 2023, terdapat lebih dari 7 juta ancaman online berhasil digagalkan dan menyasar pengguna internet di Indonesia.

Menurut Kaspersky, kasus-kasus dugaan kebocoran data di Tanah Air belakangan ini, juga sejalan dengan prediksi mereka untuk tahun ini, di mana diperkirakan akan banyak terjadi pada individu atau perusahaan.

Seperti diketahui, baru-baru ini, juga muncul pemberitaan terkait dugaan kebocoran ratusan juta data yang di dalamnya berisikan informasi rahasia dan konfidensial. Walaupun demikian, kasus kebocoran data tersebut juga masih dalam proses penyelidikan.

Maraknya kebocoran data dan insiden dunia maya di dalam negeri, perusahaan pun merilis statistik ancaman siber terbaru untuk Indonesia pada kuartal kedua (Q2) tahun ini.

Data menunjukkan penurunan hingga 30 persen atas upaya serangan siber pada pengguna internet Indonesia dari periode April hingga Juni tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Mengutip siaran persnya, Rabu (2/8/2023), Kaspersky Security Network (KSN) mengungkapkan, pada Q2 atau April sampai Juni 2022, terdapat 11.083.474 deteksi ancaman online di Indonesia.

Sementara di Q1 atau Januari atau Maret 2023, terdapat 7.651.841 deteksi ancaman online dan diikuti 7.729.320 ancaman online yang dideteksi, pada April sampai Juni atau Q2 2023.

Untuk ancaman lokal di Indonesia, laporan Kaspersky Security Network menemukan 13.533.656 deteksi di Q2 tahun 2022, 13.170.332 di Q1 2023, serta 13.015.667 pada Q2 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lebih dari 7 Juta Ancaman Online Berhasil Diblokir

Ilustrasi scammer memanfaatkan akses jarak jauh sebagai celah keamanan
Ilustrasi scammer memanfaatkan akses jarak jauh sebagai celah keamanan. Kredit: Kaspersky Lab

Menurut laporan terbaru, sebanyak 7.729.320 deteksi ancaman online berhasil diblokir selama periode April hingga Juni tahun ini.

Perusahaan menyebut, angka ini adalah penurunan 30 persen dibandingkan dengan 11.083.474 deteksi pada periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, temuan tersebut juga sedikit meningkat (1 persen) dibandingkan periode Januari hingga Maret (Q1) tahun ini dengan 7.651.841 deteksi ancaman online.

Secara keseluruhan, 21,7 persen pengguna telah menjadi sasaran ancaman online selama periode Q2 2023. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-96 dunia dalam hal bahaya yang terkait penjelajahan web.

Sementara itu, untuk ancaman lokal, secara umum, sebanyak 28,3 persen pengguna di Indonesia menjadi sasaran ancaman lokal pada periode April hingga Juni 2023.

Produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 13.015.667 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Indonesia.

Angka ini menurun 3,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 13.533.656 deteksi. Data ini juga menempatkan Indonesia di posisi ke-66 secara global.


Jumlah Deteksi Masih Relatif Tinggi

Ilustrasi keamanan siber (Dok. Kaspersky)
Ilustrasi keamanan siber (Dok. Kaspersky)

Menurut Kaspersky, penggunaan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna merupakan indikator yang sangat penting. Cacing (worms) dan virus file bertanggung jawab atas sebagian besar insiden tersebut.

Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh penyebaran malware melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, dan metode offline lainnya.

Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara, Kaspersky mengatakan, meskipun statistik menunjukkan bahwa secara umum terjadi penurunan ancaman online dan lokal domestik, jumlah deteksinya masih relatif tinggi.

"Populasi Indonesia dan penetrasi internetnya yang tinggi berarti terdapat lebih banyak data dan informasi sensitif yang menarik bagi para penjahat siber," kata Yeo.

"Kami mendesak semua pengguna – baik perusahaan maupun individu – untuk bertindak dalam membangun pertahanan keamanan siber seiring banyaknya data dan aset pribadi mereka yang dilibatkan dalam seluruh aktivitas digital."


Tips Terhindar dari Serangan Siber

Antisipasi Kebocoran Data Pribadi, Ini Saran Pakar Siber
Pakar siber ungkap tips mencegah dan mengatasi kebocoran data pribadi. (pexels/pixabay).

Untuk terhindar dari serangan online, pakar Kaspersky menyarankan pengguna online untuk:

  • Periksa setiap tautan dengan saksama sebelum mengunjungi situs, terutama jika ada kesalahan eja atau penyimpangan lainnya.
  • Jangan percayai email dari pengirim yang tidak dikenal hingga Anda dapat memverifikasi keasliannya.
  • Jangan menginstal aplikasi dari sumber tidak tepercaya, meskipun aplikasi tersebut diiklankan secara aktif, dan blokir penginstalan program dari sumber tidak dikenal di pengaturan ponsel cerdas Anda
  • Jangan berikan izin aksesibilitas ke aplikasi apa pun yang memintanya - sangat sedikit program yang benar-benar membutuhkan kuasa atas hal ini.
  • Gunakan jaringan yang aman, terutama saat Anda mengunjungi situs web sensitif. Sebagai tindakan pencegahan minimum, jangan gunakan Wi-Fi publik atau tidak dikenal tanpa perlindungan kata sandi. Untuk perlindungan maksimal, gunakan solusi VPN yang mengenkripsi lalu lintas. Jika menggunakan koneksi yang tidak aman, penjahat siber dapat diam-diam mengalihkan Anda ke halaman phishing.
  • Selalu jalankan sistem dengan program anti-malware terbaru dan berkualitas
Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ini Respons Kominfo dan Imigrasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ini Respons Kominfo dan Imigrasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya