Liputan6.com, Jakarta - Sony Electronics menggandeng The Associated Press (AP) untuk menguji teknologi keaslian dalam kamera, untuk membuktikan keaslian foto.
Pengujian kedua putaran kedua untuk teknologi keaslian ini baru dirampungkan dalam kamera Sony, yang dilakukan bersama AP. Sertifikat digital dalam kamera ini memungkinkan pembuatan catatan pengambilan gambar guna memvalidasi keaslian gambar.
Baca Juga
Menurut perusahaan, teknologi otentik Sony menyediakan signature berbasis mesin, yang dapat meniadakan peluang manipulasi gambar yang tidak terdeteksi sejak awal.
Advertisement
Chipset yang tertera di dalam kamera berfungsi untuk langsung menampilkan signature digital di saat pengambilan gambar.
Fitur keamanan ini ditujukan bagi para profesional, yang ingin menjaga keaslian konten mereka dan memberikan dukungan kepada media dalam mengatasi pemalsuan gambar.
Neal Manowitz, President and COO of Sony Electronics mengatakan, teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) atau AI generatif saat ini berevolusi dengan cepat, dan membawa banyak kemungkinan baru untuk mengekspresikan kreativitas.
Namun di sisi lain, hal ini juga menimbulkan banyak kekhawatiran, mengenai bahaya penggunaan foto dan gambar yang telah diubah dan dimanipulasi dalam jurnalisme.
"Tidak hanya merugikan jurnalis dan media, penyebaran informasi dan gambar palsu dapat merugikan masyarakat yang mengkonsumsinya," kata Manowitz, melalui siaran pers, dikutip Kamis (30/11/2023).
Menurutnya, Sony sebagai komite pengarah Coalition for Content Provenance and Authenticity, menetapkan standar industri dalam pelacakan penyuntingan dan manipulasi gambar.
Ia mengatakan, melihat teknologi keaslian dalam kamera Sony telah menunjukkan hasil yang sangat bermanfaat, perusahaan terdorong untuk mengembangan dan penyebaran yang lebih luas.
Gambar Palsu Jadi Kekhawatiran Kantor Berita
Menurut David Ake, AP Director of Photography, gambar palsu dan yang telah dimanipulasi, merupakan kekhawatiran besar bagi kantor berita.
"Tidak hanya berkontribusi kepada penyebaran informasi yang salah dan hoax, hal tersebut juga dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap gambar yang faktual dan akurat," kata Ake.
Uji lapangan terbaru Sony dan Associated Press telah selesai pada bulan Oktober 2023 lalu. Keduanya menguji otentikasi tangkapan dan proses alur kerja yang dievaluasi, dalam pengujian yang berlangsung selama sebulan tersebut.
Sony pun menggandeng Camera Bits, perusahaan di balik alat alur kerja standar industri, Photo Mechanic.
Bersama Sony dan AP, Camera Bits menciptakan teknologi dalam Photo Mechanic, yang mempertahankan signature digital kamera, sampai ke proses penyuntingan metadata.
Advertisement
Rencana Rilis Signature Baru Sony
Dennis Walker, Presiden dan Pendiri Camera Bits mengatakan, mereka paham seberapa signifikan tantangan, dari manipulasi gambar yang dihadapi oleh mitranya. Hal ini membuat perusahaan termotivasi untuk berperan dalam membantu menyelesaikannya.
"Photo Mechanic telah digunakan oleh industri foto jurnalistik selama 25 tahun dan terus berkembang seiring dengan diperkenalkannya teknologi baru dalam industri," kata Walker.
Lebih lanjut, menurut perusahaan, signature dalam kamera dan otentikasi C2PA baru Sony direncanakan rilis dalam pembaruan firmware pada Alpha 9 III, Alpha 1, dan Alpha 7S III, yang akan diumumkan pada awal tahun 2024.
Pasar Kamera Entry-Level Naik Berkat Tren Vlogging
Sebelumnya, industri kamera dinilai sedang mengalami perkembangan. Seiring berjalannya waktu, kamera vlogging telah berkembang menjadi jenis kamera level pemula yang baru dan semakin populer.
Perubahan ini mungkin tidak terlalu mencolok, tetapi kamera vlogging telah membuka pintu untuk pengguna kamera pemula yang baru, ungkap Digital Camera World, Senin (4/9/2023).
Banyak produsen kamera, seperti Sony, Canon, dan Fujifilm, telah merilis berbagai model kamera vlogging. Sebagai contoh, Sony telah meluncurkan sejumlah kamera untuk keperluan vlogging.
Di Jepang, Sony bahkan telah memfokuskan perhatiannya pada videografi dengan merombak isi toko-tokonya.
Tren ini terjadi karena pasar kamera tradisional mengalami penurunan, sementara pasar vlogging mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bahkan, vlogging telah menjadi salah satu area pertumbuhan utama dalam industri kamera selama beberapa tahun terakhir.
Menurut data resmi CIPA – the Camera and Imaging Products Association, dan laporan dari sektor ritel, kamera vlogging telah menjadi perangkat pencitraan level pemula yang baru.
Hal ini tercermin dalam pernyataan Nikkan Kogyo Shimbun--salah satu surat kabar bisnis terkemuka di Jepang--menyatakan "Dapat dikatakan bahwa kamera vlogging adalah mesin entry-level yang memperluas basis pengguna kamera."
"Produsen kamera bersaing di pasar video blog (vlog). Masing-masing perusahaan telah melengkapi produk mereka dengan fungsi yang diperlukan untuk perekaman vlog," lanjut tulisan tersebut.
Dengan demikian, kamera level pemula yang dulu biasa digunakan oleh fotografer pemula telah menjadi kamera vlogging. Pembeli kamera pertama mereka bukan lagi fotografer pemula, melainkan vlogger pemula.
Fotografi juga cenderung menggunakan kamera smatphone yang telah berkualitas.
Advertisement