Liputan6.com, Jakarta - Meta mengumumkan bahwa tahun depan, mereka akan menghadirkan program cek fakta di platform jejaring sosial barunya, Threads.
"Ingin menyampaikan bahwa kami berupayan memperluas program cek fakta di Threads tahun depan," kata Adam Mosseri, Head of Instagram, melalui akun Threads miliknya, dikutip Jumat (15/12/2023).
Baca Juga
"Saat ini kami mencocokkan peringkat cek fakta dari Facebook atau Instagram dengan Threads, namun tujuan kami adalah agar mitra cek fakta punya kemampuan untuk meninjau dan menilai misinformasi di aplikasi."
Advertisement
Mosseri pun mengatakan bakal memberikan informasi tentang program mereka ini lebih lanjut dalam waktu dekat.
Melalui blog resminya, Meta juga menyatakan bahwa awal tahun depan, mitra cek fakta pihak ketiga mereka, akan bisa melakukan peninjauan dan menilai konten palsu di Threads.
Menurut Meta, saat ini saat pemeriksa fakta menilai sebuah konten adalah salah di Facebook dan Instagram, mereka memperluas peringkat cek fakta tersebut ke konten yang hampir identik di Threads.
Namun, pemeriksa fakta belum bisa menilai sendiri konten-konten di jejaring sosial yang berada di bawah Instagram tersebut.
Sementara, buat pengguna Instagram dan Facebook di Amerika Serikat, baru-baru ini Meta memberikan kemampuan untuk meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan seberapa banyak konten yang sudah melewati cek fakta, yang mereka lihat di setiap aplikasi.
Meta juga menghadirkan kontrol ini ke pengguna Threads di Amerika Serikat, sehingga mereka bisa memilih apakah ingin meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan tingkat penurunan pangkat yang sama, pada konten yang sudah diperiksa faktanya di Feed mereka.
Nantinya, jika pengguna memilih untuk melihat konten yang kurang sensitif di Instagram, pengaturan tersebut juga akan diterapkan di Threads.
Mengutip Tech Crunch, belum ada informasi bahwa Meta akan mendukung berita di platform Threads. Meski begitu, perusahaan pun tetap harus mengendalikan penyebaran misinformasi.
Di bulan Oktober 2023, Mosseri sempat mengatakan bahwa meski Threads tidak "anti-berita", namun mereka "tidak akan memperkuat pemberitaan di platform."
Threads Kini Bisa Pakai Hashtag
Adam Mosseri sebelumnya baru saja mengumumkan bahwa tagar atau hashtag kini sudah diluncurkan secara global di Threads.
Sama seperti di platform media sosial lainnya, saat membuat unggahan Threads, pengguna bisa menambah tag dengan mengetuk simbol #, kemudian mengetikkan topik yang dianggap relevan.
Kendati demikian, mengutip The Verge, Selasa (12/12/2023), cara kerja tag di Threads sedikit berbeda.
Alih-alih dibatasi per kata, pengguna bisa mengetikkan seluruh frasa dengan spasi sekaligus menambahkan karakter khusus. Namun, pengguna hanya bisa membuat satu tag per unggahan di Threads. Tujuan pembatasan jumlah tag ini untuk mencegah spam hashtag yang mengganggu.Â
"Jika Anda berbagi di Threads, tag adalah cara tepat untuk membantu terhubung dengan orang-orang yang tertarik dengan topik yang Anda bicarakan," kata Mosseri.Â
"Dan bagi semua orang, ini adalah cara yang bagus untuk membantu menyelami minat Anda lebih dalam," ujarnya menambahkan.
Â
Advertisement
Meta Larang Penggunaan AI Generatifnya Buat Iklan Politik
Meta pertama kali mulai menguji tag dengan pengguna di Australia pada bulan November. Di samping itu, sebelumnya Threads sebagai bagian dari Instagram ini juga telah memperluas fitur pencarian ke lebih banyak bahasa dan negara.
Fitur ini awalnya diuji untuk pengguna Threads di beberapa negara berbahasa Inggris. Lalu, diluncurkan ke lebih banyak negara berbahasa Inggris dan Spanyol.
Sementara, jelang pemilu 2024 di beberapa negara, perusahaan pemilik Facebook dan Instagram, Meta, mengatakan bahwa alat periklanan kecerdasan buatan alias AI generatifnya tidak dapat digunakan untuk mendukung kampanye politik di mana pun secara global.
Mengutip ZDNet, Senin (4/12/2023), Vice President Meta Asia-Pasifik Dan Neary telah mengonformasi adanya kebijakan tersebut.
Ia menyebutkan, "pendekatan ini memudahkan kami memahami potensi risiko dan membangun perlindungan yang tepat untuk penggunaan AI generatif dalam iklan yang berhubungan dengan topik sensitif dalam industri yang diatur."
Â
Meta Mau Tambahkan AI Generatif di Platformnya
Sebelumnya, perusahaan media sosial ini telah mengatakan bahwa pengiklan akan dilarang menggunakan alat AI generatif dalam alat Manajemen Iklannya untuk memproduksi iklan politik, pemilu, perumahan, ketenagakerjaan, kredit, atau sosial.Â
Tidak hanya itu, iklan yang terkait dengan kesehatan, farmasi, dan layanan keuangan juga tidak diperbolehkan mengakses fitur AI generatif.Â
Pada sisi lain, Meta juga telah menandai AI sebagai prioritas utama dan berencana untuk menambahkan kemampuan AI generatif di semua platform media sosialnya, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads.Â
Alat Manajer Iklan Meta juga disebut-sebut sebagai dasar untuk menjalankan iklan di platform dengan menawarkan "alat lengkap" untuk membuat, mengelola, dan melacak iklan.Â
Advertisement