Liputan6.com, Jakarta - Di ajang Consumer Electronics Show (CES 2024), sebuah startup asal Jepang bernama One By One Music, mengkhawatirkan kesehatan mental anjing yang diadopsi selama masa pandemi.
Perusahaan menilai anjing-anjing yang selama pandemi selalu berada di rumah hampir sepanjang hari dengan si pemilik dan keluarganya, saat ini akan merasa stres karena kesepian, setelah semua orang kembali bekerja atau bersekolah.
Baca Juga
Itu sebabnya One By One Music melakukan penelitian dan mengklaim telah menemukan rahasia untuk membuat anjing lebih tenang dan bahagia.
Advertisement
Jawabannya adalah downtempo music (musik bertempo lambat) yang dihasilkan AI, yang menurut perwakilan perusahaan bisa mengurangi stres anjing hingga 84 persen.
Untuk memanfaatkan musik buatan AI dari hasil racikan One By One Music, pengguna harus berlangganan dan membiarkan musik tetap diputar di rumah saat mereka bepergian.
Biayanya sebesar ¥980 (sekitar Rp 105 ribu) per bulan, yang mungkin menurut sebagian besar pecinta anjing, nilai itu sangat sepadan jika menjadi cara paling efektif untuk membuat anjing mereka bahagia.
Menurut Engadget, dikutip Jumat (12/1/2023), downtempo music itu sangat sangat mirip dengan jenis musik synth downtempo di beberapa playlist musik spa yang dapat kamu temukan di Spotify.
Google Luncurkan Instrument Playground: Alat AI yang Bisa Mengubah Teks Menjadi Musik
Di sisi lain, Google disebut sedang melakukan eksperimen AI (kecerdasan buatan) baru disebut Instrument Playground. Dengan alat AI ini pengguna bisa membuat musik yang terinspirasi oleh instrumen dari seluruh dunia.
Tidak hanya itu, pengguna juga bisa menambahkan kata sifat pada prompt mereka untuk membentuk hasil seperti 'moody', 'happy', atau 'romantic', mengutip dari Gadgets Now, Sabtu (9/12/2023).
Dalam postingan blognya, Google menjelaskan pengguna dapat menambahkan istilah 'gembira' untuk membuat jingle meriah.
Alat AI ini juga memungkinkan pengguna untuk memutar dan berkreasi dengan klip suara dengan memilih mode berbeda, seperti “Ambient”, “Beat”, atau “Pitch” untuk menjelajahi berbagai efek suara.
Selain itu, pengguna juga bisa mencoba sequencer dengan memilih mode lanjutan untuk menggunakan hingga empat instrumen musik.
Berhubung hari Natal sudah dekat, Google telah membuat beberapa jingle meriah mencakup “Chime Chime Ya”, komposisi jingley klasik terinspirasi oleh lonceng.
Google juga menyertakan suara khas Sinterklas “Ho Ho Ho” dan “lonceng gerejameriah” serta “gong surgawi”.
Dilaporkan, Instrument Playground ini dilatih dengan 100 alat musik dari seluruh dunia, termasuk Veena dari India, Dizi dari Tiongkok, dan Mbria dari Zimbabwe.
Pengguna dapat memilih instrumen ingin dimainkan, dan MusicLM akan menghasilkan klip suara berdurasi 20 detik. Google membuat alat AI teks-ke-musik MusicLM tersedia untuk umum pada bulan Mei 2023.
Namun, rupanya alat tersebut masih belum berfungsi secara maksimal. Dalam beberapa kasus, alat ini tidak mengizinkan perintah merujuk artis tertentu.
Advertisement
Spotify Uji Coba Fitur AI Baru
Di sisi lain, Spotify sedang menguji coba fitur baru yang memungkinkan pengguna mematikan rekomendasi yang dipersonalisasi.
Dengan fitur ini, lagu-lagu yang diputar oleh orang lain dengan akun kamu tidak akan memengaruhi rekomendasi musik pribadi.
Opsi ini memungkinkan pengguna menghindari pengaruh lagu-lagu yang diputar di akun mereka atas nama pendengar lain terhadap rekomendasi musik pribadi.
Spotify menggunakan algoritma yang menggabungkan pembelajaran mesin dan metode berbasis AI. Algoritma ini menganalisis riwayat mendengarkan, genre favorit, dan waktu mendengarkan musik pengguna untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.
Proses ini juga memanfaatkan pemfilteran berbasis konten, yang menganalisis karakteristik audio lagu seperti ciri khas, kunci, dan tempo untuk merekomendasikan lagu-lagu baru dengan karakteristik serupa.
Kendati Spotify mengandalkan penyaringan kolaboratif, yang mana rekomendasi bergantung pada pengguna dengan selera serupa, pengguna menganggap ini kadang-kadang menciptakan efek "ruang gema."
Fitur uji coba ini memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna atas pengalaman mendengarkan mereka, memungkinkan mereka untuk mematikan pengaruh luar pada rekomendasi musik pribadi.
Spotify belum memberikan informasi tentang ketersediaan luas fitur AI ini atau batas waktu uji coba. Mereka menyatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi fitur tersebut dan berterima kasih kepada para pengguna yang berpartisipasi dalam uji coba ini untuk meningkatkan pengalaman pengguna Spotify.
DIkutip dari News18, Minggu (3/12/2023), langkah ini diambil setelah laporan dari MacRumors mengenai uji coba yang sedang berlangsung.
Spotify Tambahkan Transkrip Otomatis untuk Podcast
Spotify juga terus mempertahankan dominasinya di pasar streaming musik selama beberapa tahun, walau platform ini terus bersaing ketat dengan pemain besar lainnya.
Meski mendapat persaingan ketat dari Apple Music hingga YouTube Music, Spotify tetap menjadi pilihan utama bagi para podcaster.
Walau begitu, Spotify juga tidak ingin ketinggalan dengan perkembangan teknologi saat ini seperti kecerdasan buatan (AI). Karena itu, perusahaan mengintegrasikan AI dalam aplikasinya.
Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan terjemahan podcast berbasis AI, melalui kemitraan dengan OpenAI.
Mengutip Android Police, Minggu (1/10/2023), sebagai bentuk perayaan untuk Hari Podcast Internasional pada tanggal 30 September, Spotify mengumumkan sejumlah fitur baru tersebut akan ditambahkan ke seluruh aplikasinya.
Pertama, fitur transkrip otomatis disinkronkan dengan waktu. Fitur ini memungkinkan pengguna Spotify membaca transkrip sambil mendengarkan podcast.
Fitur baru Spotify ini ideal untuk situasi di mana mendengarkan audio tidak memungkinkan, seperti dalam kendaraan umum ramai. Transkrip ini juga merupakan langkah besar dalam meningkatkan aksesibilitas.
Pengguna dapat dengan mudah mengakses transkrip dengan menggulir ke bawah dari tampilan "Now Playing" dan mengetuk bagian Read along.
Advertisement