Liputan6.com, Jakarta - Trojan Coyote yang menargetkan perbankan (bank) untuk mencuri informasi finansial sensitif baru saja ditemukan oleh Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) Kaspersky.
Dijuluki 'Coyote', malware ini mengandalkan installer Squirrel untuk distribusinya--namanya terinspirasi dari coyote, predator alami tupai.
Baca Juga
Para ahli Kaspersky mengidentifikasi bahwa Coyote menggunakan taktik penghindaran mutakhir untuk mencuri informasi keuangan sensitif.
Advertisement
Coyote terutama menargetkan pengguna yang berafiliasi dengan lebih dari 60 lembaga perbankan di Brasil, menggunakan penginstal Squirrel untuk distribusinya--sebuah metode yang jarang dikaitkan dengan pengiriman malware.
Dalam hal ini peneliti Kaspersky telah menyelidiki dan mengidentifikasi seluruh proses infeksi Coyote. Alih-alih mengambil jalur biasa dengan penginstal terkenal, Coyote memilih alat Squirrel yang relatif baru untuk menginstal dan memperbarui aplikasi desktop Windows.
Dengan cara ini, Kaspersky menjelaskan melalui keterangan resminya, Senin (12/2/2024), trojan Coyote menyembunyikan pemuat tahap awal dengan berpura-pura bahwa itu hanya pengemas pembaruan.
Apa yang membuat Coyote semakin canggih adalah penggunaan Nim, bahasa pemrograman lintas platform yang modern, sebagai pemuat untuk tahap akhir proses infeksi.
Hal ini sejalan dengan tren yang diamati oleh Kaspersky, di mana penjahat siber menggunakan bahasa yang kurang populer dan bersifat lintas platform, yang menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap tren teknologi terkini.
Perjalanan Coyote
Perjalanan Coyote melibatkan aplikasi NodeJS yang mengeksekusi kode JavaScript yang rumit, pemuat Nim yang membongkar file .NET yang dapat dieksekusi, dan yang terakhir, eksekusi Trojan.
Meskipun Coyote melewatkan code obfuscation, ia menggunakan string obfuscation dengan enkripsi AES (Standar Enkripsi Lanjutan) untuk kerahasiaan ekstra.
Tujuan Trojan ini sejalan dengan perilaku Trojan perbankan pada umumnya: mengawasi aplikasi atau situs web perbankan tertentu untuk diakses.
Setelah aplikasi perbankan aktif, Coyote berkomunikasi dengan server perintah dan kontrolnya menggunakan saluran SSL dengan autentikasi bersama.
Penggunaan komunikasi terenkripsi oleh Trojan dan kemampuannya untuk melakukan tindakan tertentu, seperti keylogging dan mengambil tangkapan layar, menyoroti sejumlah sifat canggihnya.
Ia bahkan dapat meminta kata sandi kartu bank tertentu dan membuat halaman palsu untuk memperoleh kredensial pengguna.
Advertisement
Serangan Trojan Meningkat 3 Kali Lipat
Data telemetri Kaspersky menunjukkan sekitar 90 persen infeksi Coyote berasal dari Brasil, sehingga memberikan dampak besar pada keamanan siber finansial di wilayah tersebut.
“Dalam tiga tahun terakhir, jumlah serangan Trojan perbankan meningkat hampir dua kali lipat, mencapai lebih dari 18 juta pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan keamanan online semakin meningkat," ungkap Kepala Tim Riset dan Analisis Global Amerika Latin (GReAT) di Kaspersky, Fabio Assolini.
Ia menguraikan, saat kita menghadapi meningkatnya jumlah ancaman dunia maya, sangatlah penting bagi masyarakat dan bisnis untuk melindungi aset digital mereka.
"Munculnya Coyote, jenis baru Trojan perbankan Brasil, mengingatkan kita untuk berhati-hati dan menggunakan pertahanan terbaru untuk menjaga keamanan informasi penting,” ucap Fabio memungkaskan.
Cara Terhindar dari Trojan Perbankan
Untuk perlindungan terhadap ancaman finansial, Kaspersky merekomendasikan:
- Instal hanya aplikasi yang diperoleh dari sumber terpercaya.
- Tidak menyetujui hak atau izin yang diminta oleh aplikasi tanpa terlebih dahulu memastikan hak atau izin tersebut sesuai dengan rangkaian fitur aplikasi.
- Jangan pernah membuka link atau dokumen yang disertakan dalam pesan yang tidak terduga atau tampak mencurigakan.
- Gunakan solusi keamanan andal, yang melindungi diri dan infrastruktur digital Anda dari berbagai ancaman siber finansial.
Untuk melindungi bisnis dari malware finansial, pakar keamanan Kaspersky merekomendasikan:
- Memberikan pelatihan kesadaran keamanan siber, khususnya bagi karyawan yang bertanggung jawab di bidang akuntansi, yang mencakup instruksi tentang cara mendeteksi halaman phishing.
- Meningkatkan literasi digital staf.
- Mengaktifkan kebijakan Tolak Default untuk profil pengguna penting, khususnya di departemen keuangan, yang memastikan bahwa hanya sumber daya web sah yang dapat diakses.
- Menginstal update dan patch terkini untuk semua perangkat lunak yang digunakan.
Advertisement