Mengejutkan, Meta Akui Gunakan Data Pribadi Pengguna untuk Latih AI

Baru-baru ini, Meta kembali jadi sorotan soal penggunaan data pribadi pengguna untuk melatih AI mereka. Simak selengkapnya di sini.

oleh Dinda Ariyani diperbarui 13 Sep 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)
Ilustrasi Meta dan Facebook. (Unsplash/Dima Solomin)

Liputan6.com, Jakarta - Artificial Intelligence (AI) terus mengubah cara kita hidup dan bekerja. Perusahaan besar seperti Meta (sebelumnya dikenal sebagai Facebook) dan OpenAI memimpin perkembangan ini. Walau membawa banyak kemudahan, ada satu hal yang tak bisa diabaikan: privasi pengguna.

Dikutip dari Gizchina, Jumat (13/9/2024), dalam sidang di Senat Australia, Melinda Claybaugh, Global Privacy Director Meta, bikin pengakuan yang cukup mengejutkan.

Ia mengaku kalau Meta sudah mengumpulkan data pribadi penggunanya dari tahun 2007 buat melatih model AI mereka.

Awalnya, Claybaugh sempat menyangkal tuduhan ini saat ditanya oleh Senator Tony Sheldon soal akses Meta terhadap postingan lama pengguna di Australia.

Tapi, saat Senator David Shoebridge memberikan bukti bahwa Meta telah mengumpulkan postingan publik, baik foto maupun teks dari Facebook dan Instagram sejak tahun 2007 (selama postingan itu tidak diatur sebagai privasi), Claybaugh akhirnya mengaku dengan menjawab, "Benar".

Seberapa Banyak Data yang Dipakai?

Pengakuan ini jelas bikin banyak orang khawatir soal privasi. Claybaugh juga bilang Meta nggak mengakses akun pengguna di bawah usia 18 tahun.

Tapi, saat Senator Sheldon bertanya apakah foto publik anak-anaknya yang diunggah di akunnya akan di-scan, jawabannya adalah "iya". Jadi, banyak orangtua dan pengguna mulai bertanya-tanya, seberapa aman sebenarnya data mereka?

Yang lebih bikin penasaran, bagaimana dengan pengguna yang membuat akun di bawah usia 18 tahun tapi sekarang sudah dewasa? Apakah data dari postingan lama mereka (data pribadi) juga dipakai untuk latih AI? Hingga sekarang, Meta belum memberikan penjelasan yang jelas soal ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perlindungan Privasi yang Tidak Merata di Berbagai Negara

Meta AI
Meta AI ungkap deretan fitur baru. (Dok: Meta)

Yang lebih memprihatinkan, Meta juga memiliki standar perlindungan data yang berbeda di tiap negara. Di Uni Eropa, pengguna bisa memilih untuk tidak menyertakan data mereka dalam pelatihan AI.

Tapi di Australia, opsi ini tidak tersedia. Ini jelas bikin frustasi banyak pengguna di Australia, yang merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan dengan pengguna Eropa.

Ketidakadilan ini mengundang banyak pertanyaan soal seberapa besar komitmen Meta dalam melindungi privasi pengguna secara global.

Banyak orang di Australia merasa tertinggal, bertanya-tanya kenapa data mereka dipakai tanpa persetujuan, sementara di Eropa ada pilihan untuk menolak.

Pentingnya Transparansi dan Perlindungan Data

Pengakuan Meta ini menyoroti masalah yang lebih besar : perusahaan teknologi harus lebih transparan dalam mengelola data pengguna.

AI memang butuh banyak data untuk bekerja dengan baik, tapi menggunakan data pribadi tanpa memberitahu penggunanya adalah pelanggaran kepercayaan.

Pengguna punya hak untuk tahu bagaimana data mereka digunakan dan harus diberikan opsi untuk menolak jika nggak mau terlibat

Perkembangan AI yang cepat memang mengagumkan, tapi hal ini juga harus diimbangi dengan regulasi yang lebih kuat buat melindungi privasi pengguna. 


Pastikan Kamu Selalu Perbarui Pengaturan Privasi dan Hati-hati Dengan Postingan yang Kamu Publikasikan

Inovasi AI, Pedangdut Meta Human Pertama Rilis Cover Lagu
Inovasi AI, Pedangdut Meta Human Pertama Rilis Cover Lagu (dok. GENEXYZ)

Perusahaan Harus Bertanggung Jawab

Seiring kemajuan teknologi AI, perusahaan seperti Meta harus lebih bertanggung jawab atas penggunaan data pribadi. Pengakuan kalau Meta telah mengumpulkan foto dan postingan publik buat melatih AI tanpa sepengetahuan pengguna menimbulkan kekhawatiran yang nggak bisa diabaikan.

Situasi ini menegaskan pentingnya perlindungan privasi yang lebih ketat dan transparansi pengelolaan data. 

Privasi data adalah hak pengguna, dan perusahaan teknologi harus menghargai. Pengguna berhak tahu bagaimana data mereka digunakan, dan harus punya kendali atas penggunaan-nya.

Di era AI yang terus berkembang, melindungi privasi harus tetap jadi prioritas utama.

Apa Artinya Bagi Pengguna?

Jadi, buat kamu yang aktif di media sosial, ini bisa jadi pengingat bahwa aktivitas online-kamu mungkin dipakai tanpa sepengetahuanmu.

Meskipun banyak layanan media sosial gratis, data kamu sering kali jadi bagian dari "transaksi" yang terjadi di balik layar.

Pastikan kamu selalu memperbarui pengaturan privasi dan berhati-hati dengan apa yang kamu bagikan secara publik. Mengontrol data kamu sendiri jadi makin penting di zaman digital seperti sekarang.


Infografis skandal kebocoran data Facebook

Infografis skandal kebocoran data Facebook
Infografis skandal kebocoran data Facebook
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya