Liputan6.com, Jakarta - Pembaruan untuk Instagram yang baru saja diluncurkan bisa memperbaiki salah satu masalah yang paling membuat frustrasi para kreator.
Head of Instagram, Adam Mosseri, mengumumkan pembaruan filter baru di Instagram untuk Direct Message (DM) kreator.
Baca Juga
Pengguna Instagram dengan akun khusus kreator kini dapat menyaring permintaan pesan di kotak masuk mereka berdasarkan pengirimnya dengan cara yang mirip dengan label Gmail.
Advertisement
Kreator masih dapat mengurutkan pesan mereka berdasarkan yang paling "terbaru" diterima dan berdasarkan "jumlah pengikut", tetapi kini mereka dapat menyaring pesan tertentu.
Filter baru tersebut mencakup permintaan dan pesan dari akun terverifikasi, bisnis, kreator, dan subscribers. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (3/11/2024).
Pembaruan ini juga termasuk cara untuk mengurutkan semua balasan stories kamu di aplikasi Instagram.
Jika membuka bagian atas kotak masuk, kamu juga dapat mengurutkan dan memfilter balasan stories jika kamu hanya ingin mengaksesnya dengan sangat cepat dan mudah.
"Sekarang masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan DM bagi kreator dan permintaan lain, tetapi mudah-mudahan ini merupakan satu langkah ke arah yang benar," kata Mosseri dalam postigan video.
Fitur yang Paling Banyak Diminta Kreator
Mosseri mengungkapkan fitur itu merupakan salah satu fitur yang banyak diminta oleh creator. Jadi, Instagram diharapkan bakal menambahkan lebih banyak tools untuk DM dalam waktu dekat guna membuat bagian aplikasi tersebut sedikit lebih bersih.
Instagram telah lama mencoba cara-cara baru untuk memperbarui platform-nya bagi pengguna dan kreator yang lebih populer.
Perusahaan mulai menguji konsep akun kreatornya pada tahun 2018, yang memungkinkan selebritas dan bintang media sosial yang lebih terkenal untuk memfilter pesan DM dan melacak statistik pengikut mereka.
Advertisement
Instagram Bikin Kontroversi, Kualitas Video Bergantung Popularitas
Instagram kembali jadi perbincangan setelah Head of Instagram dan Threads, Adam Mosseri, mengungkapkan bahwa kualitas video di platform ini bisa dipengaruhi oleh popularitasnya.
Dikutip dari Tech Crunch, Senin (28/10/2024), dalam unggahannya di Threads, Mosseri menjelaskan video Instagram yang populer akan ditampilkan dengan kualitas lebih tinggi, sedangkan video yang kurang menarik penonton akan disajikan dengan kualitas lebih rendah.
Alasan di Balik Kebijakan Ini
Mosseri mengatakan, Instagram selalu berupaya menampilkan video dengan kualitas terbaik. Namun, jika sebuah video tidak mendapatkan banyak penonton dalam waktu singkat, platform milik Meta itu akan menurunkan kualitasnya.
Hal ini dilakukan karena sebagian besar penayangan terjadi di awal masa video. Untuk diketahui, ini sebenarnya bukan hal baru.
Tahun lalu, Meta juga sudah menyebutkan, mereka menggunakan konfigurasi encoding berbeda berdasarkan tingkat popularitas konten. Meski begitu, kebijakan ini kembali jadi sorotan setelah Mosseri memaparkan detailnya di Threads.
Kekhawatiran Pengguna
Banyak pengguna yang mempertanyakan kebijakan ini. Beberapa berpendapat pendekatan ini bisa membuat kreator kecil makin sulit bersaing.
Video dari kreator besar dengan banyak penonton akan selalu tampil dengan kualitas terbaik, sedangkan kreator kecil yang belum populer mungkin kesulitan tampil maksimal.
Alasannya, video mereka tidak didukung kualitas tinggi di aplikasi Instagram.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Mosseri menjelaskan keputusan ini diterapkan secara agregat, bukan per individu.
Artinya, kualitas video tidak berubah hanya berdasarkan keterlibatan dari satu pengguna, melainkan berdasarkan performa keseluruhan.
"Kami lebih memilih menggunakan encoding berkualitas tinggi untuk kreator yang menghasilkan lebih banyak penayangan.” ujar Mosseri. Ia juga menambahkan, sistemnya bukan berupa batasan langsung, melainkan bertingkat.
Mosseri beralasan, kualitas video sebenarnya lebih penting bagi kreator ketimbang penonton. Ia menyebut keputusan pengguna untuk berinteraksi dengan sebuah video lebih banyak ditentukan isi kontennya daripada kualitas teknis.
Infografis Journal: Fakta Tren Istilah Healing Bagi Pengguna Media Sosial
Advertisement