3 Fitur Pilkada.AI Mampu Bantu Cakada Berkomunikasi dengan Pemilih, Apa Saja?

Pilkada.AI, platform berbasis teknologi AI dan big data, menghadirkan tiga fitur baru yang mendukung calon kepala daerah (Cakada) dalam berkomunikasi lebih personal dengan konstituen.

oleh Yuslianson diperbarui 04 Nov 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 19:00 WIB
Pilkada.AI
CEO Pilkada.AI Nadia Shabilla saat menjelaskan konsep one stop service Pilkada.AI sebagai konsultan politik personal yang akan mendampingi para Calon Kepala Daerah (Cakada) untuk mengatur strategi kampanye yang efektif dengan fitur-fitur terbaru yang ditanamkan. (Doc: Pilkada.AI)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam era digital ini, komunikasi efektif antara calon kepala daerah (Cakada), dan konstituen menjadi semakin penting.

Menjawab tantangan tersebut, PT Elektawave Tekno Strategi telah meluncurkan Pilkada.AI, sebuah platform inovatif berbasis teknologi generative artificial intelligence (AI) dan big data.

Setelah dipekenalkan pada Mei lalu, platform Pilkada.AI kini memperkuat layanannya dengan tiga fitur baru dibuat khusus untuk membantu Cakada mengatur strategi kampanye mereka.

1. Video Generative AI

Salah satu fitur unggulan adalah Video Generative AI, memungkinkan Cakada untuk membuat video personalisasi secara masal dalam waktu singkat.

Dengan hanya satu kali rekaman, AI dapat menduplikasi ribuan video dengan nama konstituen berbeda, mulai dari ucapan selamat hingga ajakan untuk memilih.

Tidak hanya menghemat waktu, fitur ini juga dapat menciptakan ikatan lebih dekat antara Cakada dan pemilih.

"Dengan video relevan dan personal, Cakada dapat membangun hubungan lebih kuat dengan konstituen," kata CEO Pilkada.AI, Nadia Shabilla, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Senin (4/11/2024).

2. Pemantauan Media

Fitur berikutnya adalah Pemantauan Media, memberikan Cakada alat untuk melacak persepsi publik terhadap mereka dan pesaing secara real-time.

Berbekal kecerdasan buatan, fitur ini tidak hanya menampilkan apa yang sedang ramai dibicarakan di media, tetapi juga memberikan rekomendasi strategi untuk menanggapi isu-isu berkembang.

Fitur Pilkada.AI ini bisa membantu Cakada tetapi responsif dan relevan di tengah dinamika kampanye cepat berubah.

 

3. Kamar Hitung

<p>Pilkada.AI mengenalkan salah satu fitur terbaru yakni Pemantauan Media pada Rabu 30 Oktober 2024 di Jakarta. (Doc: Pilkada.AI)</p>

Terakhir ada Kamar Hitung, solusi untuk proses rekapitulasi suara lebih cepat dan efisien di mana relawan dapat mengunggah foto kertas hasil pemungutan suara, sementara tim sukses bisa memasukkan angka hasil perhitungan secara manual.

Dengan teknologi AI memproses data ini, Cakada dapat memperoleh grafik hasil secara real-time, memudahkan pemantauan hasil pemilu tanpa kerumitan sering terjadi dalam proses manual.

“Teknologi AI kami akan langsung memproses data tersebut, menghasilkan grafik secara real-time dari seluruh daerah pemilihan," jelas Nadia.

Dia menambahkan, "melalui fitur Kamar Hitung, rekapitulasi suara menjadi lebih cepat, mudah, dan fleksibel, membantu timses memantau hasil pemilu dengan efisien tanpa harus menghadapi kerumitan proses manual."

 

Efisien Biaya, Bisa Hemat hingga 40 Persen

<p>CEO Pilkada.AI Nadia Shabilla mengenalkan salah satu fitur terbaru dari Pilkada.AI yakni Kamar Hitung pada Rabu 30 Oktober 2024 di Jakarta. Kamar Hitung merupakan inovasi di Pilkada.AI yang memudahkan Calon Kepala Daerah (Cakada) saat memantau proses rekapitulasi suara secara real-time, mirip dengan quick count. (Doc: Pilkada.AI)</p>

Salah satu tantangan terbesar bagi Cakada adalah biaya kampanye tinggi, bisa mencapai ratusan miliar. Perusahaan mengklaim, Pilkada.AI dapat menghemat biaya kampanye hingga 40 persen.

Menurut survei dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada September 2022 lalu, biaya dibutuhkan untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau wali kota berada pada kisaran Rp 20-30 miliar.

Sementara untuk maju pada jabatan gubernur atau wakilnya membutuhkan modal Rp 100 miliar. Namun dari rilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa tahun silam, kisaran angka itu terkadang mencapai angka spektakuler hingga di atas Rp 400 miliar.

"Hanya dengan biaya mulai dari Rp 300 juta sampai Rp 1 miliar (tergantung wilayah dan level pemilihan), Cakada sudah bisa memanfaatkan berbagai fitur pintar dari Pilkada.AI," jelasnya.

 

Keamanan Data Pengguna Terjamin

Terkait keamanan dan kerahasiaan, Nadia menjamin keamanan data pengguna Pilkada.AI.

Pasalnya, platform ini memiliki DPO (Data Protection Officer) dan sudah memiliki sertifikasi dari APPDI (Asosiasi Profesional Privasi Data Indonesia) yang memastikan seluruh proses memenuhi standar Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

“Lebih dari itu, melalui Pilkada.AI, kami ingin memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan proses demokrasi di Indonesia menjadi lebih transparan, partisipatif, dan data-driven,” pungkasnya.

Infografis Rencana Rapat Paripurna Kilat DPR Pengesahan RUU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rencana Rapat Paripurna Kilat DPR Pengesahan RUU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya