Liputan6.com, Jakarta - Artis pemeran Black Widow, Scarlett Johansson, meminta pemerintah Amerika Serikat melolosnya aturan hukum yang membatasi penggunaan AI. Hal ini ia lakukan setelah sebuah videonya hasil garapan deepfake AI viral di internet.
Dalam pernyataannya ke People, Scarlett Johansson menyebut, "Sangat menakutkan bahwa pemerintah AS lumpuh ketika harus meloloskan undang-undang yang melindungi semua warganya dari bahaya AI yang mengancam."
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Verge, Minggu (16/2/2025), video deepfake yang dimaksud memperlihatkan Scarlett Johansson bersama selebritas termasuk Jerry Seinfeld, Mila Kunis, Jack Black, Drake, Jake Gyllenhaal, Adam Sandler, dan lain-lain mengenakan kaus bertuliskan "Kanye" beserta gambar jari tengah dengan bintang David di tengahnya.
Advertisement
Ye, alias Kanye West sebelumnya diketahui kembali menggunakan X alias Twitter pada lalu untuk mengunggah komentar antisemit.
Rapper tersebut juga mulai menjual kaus bergambar logo swastika di situs webnya. Kini, gambar yang dimaksud kini sudah dihapus.
Scarlett Johansson lebih lanjut menyebutkan, meski ia seorang Yahudi, namun ia tidak memiliki toleransi terhadap antisemitisme dan ujaran kebencian dalam bentuk apa pun.
Penyalahgunaan AI Pengaruhi Masa Depan
"Saya meyakini, potensi ujaran kebencian yang dikalikan dengan AI merupakan ancaman yang jauh lebih besar. Kita harus menyerukan (perlawanan) penyalahgunaan AI," kata Johansson.
Ia pun mendesak pembuat undang-undang untuk mengesahkan aturan yang membatasi penggunaan AI sebagai prioritas utama.
"Ini sangat memengaruhi masa depan umat manusia secara umum," katanya.
Â
Â
Advertisement
Protes OpenAI Tak Gunakan Suaranya di ChatGPT
Scarlett Johansson merupakan salah satu artis yang memang punya kepedulian terhadap penyalahgunaan AI sejak teknologi tersebut gampang diakses.
Pada 2023, Johansson juga menggugat pengembang aplikasi AI karena memakai nama dan penampakan dirinya dalam sebuah iklan online, tanpa persetujuan.
Ia kemudian juga menyebut-nyebut Open AI yang dianggapnya telah memakai suara yang mirip dengan suaranya di ChatGPT. Hal ini membuat OpenAI berhenti menggunakan suara tersebut.
