Terlalu Ramai, Operator CDMA Sebaiknya Bergabung?

Banyaknya jumlah operator layanan selular di Indonesia dianggap sebagai salah satu penyebab industri telekomunikasi mulai tak sehat.

oleh Denny Mahardy diperbarui 30 Sep 2013, 19:41 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2013, 19:41 WIB
ilustrasi-cdma-130930c.jpg

Banyaknya jumlah operator penyedia layanan selular di Indonesia dianggap sebagai salah satu penyebab industri telekomunikasi mulai tak sehat. Pemerintah menginginkan terjadi perampingan jumlah operator di Tanah Air secara alamiah.

Niat XL Axiata dan Axis Telekom Indonesia disambut baik kalangan pengamat telekomunikasi Tanah Air. Pemerintah menyambut baik niat tersebut dengan memberikan izin prinsip yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul Sembiring pada akhir Juli lalu.

Konsolidasi yang dilakukan dua operator GSM itu diharapkan akan bisa diikuti oleh operator lainnya, khususnya operator CDMA. Menurut Muhammad Budi Setiawan, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) teknologi CDMA sudah sampai di tahap akhir.

"CDMA kan sudah habis teknologinya, sebaiknya mereka pindah ke 4G LTE (long term evolution)," kata Budi kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu di acara IndoTelko 2013.

Namun, banyaknya jumlah operator CDMA membuat jumlah kepemilikan frekuensi menjadi terlalu banyak dan tak memungkinkan adopsi 4G dilakukan oleh satu operator CDMA secara langsung.

"Frekuensi ideal 4G itu 20 Mhz, tak ada operator CDMA yang memiliki frekuensi sebanyak itu. Kami mendorong mereka untuk bergabung agar bisa menggelar layanan selular di teknologi 4G," kata Budi lagi.

Teguh Prasetya, Pengamat Telekomunikasi mengungkapkan operator CDMA memang seharusnya melakukan konsolidasi. Kondisi industri yang tak sehat bisa membuat mereka semakin kesulitan untuk berkembang apalagi meraup untung.

"Operator CDMA harus segera pindah ke 4G LTE dengan melakukan konsolidasi. Jika tidak dilakukan mereka akan semakin 'berdarah-darah' nantinya," kata Teguh yang Liputan6.com hubungi lewat saluran telepon, Senin (30/9/2013).

Teguh memprediksi kerugian yang akan diderita operator CDMA jika tak segera melakukan konsolidasi bisa mencapai Rp 1 triliun dalam setahun.

"Daripada rugi kan lebih baik mereka bergabung agar kondisi persaingan di industrinya juga lebih baik. Semoga saja tahun 2015 operator CDMA sudah bergabung menjadi satu biar kondisinya jadi jauh lebih baik," tandas Teguh. (den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya