Sebuah kabar buruk terkait aksi cybercrime kembali meneror para pengguna perangkat Android. Menurut CEO yang juga sekaligus Co-founder perusahaan keamanan komputasi Kapersky Lab, Eugene Kaspersky, seluruh aplikasi perbankan Android memiliki potensi membahayakan penggunanya.
Lebih lanjut menurut Eugene, saat ini 99% aksi kejahatan cyber memang diarahkan untuk menyerang perangkat berbasis Android. Hal ini dikarenakan basis pengguna Android yang begitu besar, dan sifat open source yang diusung oleh sistem operasi mobile besutan Google tersebut.
Selain itu, menurut yang dilansir Reuters, Kamis (30/1/2014), kondisi ini juga tercipta karena sistem operasi mbile lainnya seperti iOS, bersifat tertutup dan ekosistemnya diawasi penuh oleh Apple selaku pihak pembesut.
Parahnya lagi, Eugene mengatakan bahwa perangkat berbasis Android tidak dibekali fitur keamanan mumpuni yang bisa diandalkan untuk mengantisipasi serangan jahat ini.
Selain itu ancaman serangan malware yang belakangan semakin menjadi-jadi juga tampaknya tak membuat para pengguna perangkat Android sadar. Kebanyakan dari mereka ternyata tetap acuh tak acuh terhadap keamanan gadget mereka.
Hal tersebut terbukti dari data yang dirilis oleh Kapersky Lab dan B2B International beberapa waktu lalu. Menurut data, tercatat hanya sekitar 40% pengguna smartphone dan 42% pengguna tablet Android yang meng-install software keamanan tambahan seperti antivirus di perangkat mereka.
“Kejahatan cyber menerjang perangkat mobile tapi orang tak sadar. Ini belum sebesar kejahatan cyber di komputer tapi terus tumbuh dengan tepat. Tren ini merupakan situasi yang sangat berbahaya,” ungkap Eugene. (dhi)
Baca juga:
Mayoritas Pengguna Android Pasrah Diserang Malware
Cek di Sini, 10 Daftar Password Terburuk di Dunia
Malware Terbaru Android Bisa Curi SMS dan Panggilan Telepon
Dijual Google, Motorola Kini Resmi Milik Lenovo
Dijual ke Lenovo, Paten Motorola Masih Dikuasai Google
Lebih lanjut menurut Eugene, saat ini 99% aksi kejahatan cyber memang diarahkan untuk menyerang perangkat berbasis Android. Hal ini dikarenakan basis pengguna Android yang begitu besar, dan sifat open source yang diusung oleh sistem operasi mobile besutan Google tersebut.
Selain itu, menurut yang dilansir Reuters, Kamis (30/1/2014), kondisi ini juga tercipta karena sistem operasi mbile lainnya seperti iOS, bersifat tertutup dan ekosistemnya diawasi penuh oleh Apple selaku pihak pembesut.
Parahnya lagi, Eugene mengatakan bahwa perangkat berbasis Android tidak dibekali fitur keamanan mumpuni yang bisa diandalkan untuk mengantisipasi serangan jahat ini.
Selain itu ancaman serangan malware yang belakangan semakin menjadi-jadi juga tampaknya tak membuat para pengguna perangkat Android sadar. Kebanyakan dari mereka ternyata tetap acuh tak acuh terhadap keamanan gadget mereka.
Hal tersebut terbukti dari data yang dirilis oleh Kapersky Lab dan B2B International beberapa waktu lalu. Menurut data, tercatat hanya sekitar 40% pengguna smartphone dan 42% pengguna tablet Android yang meng-install software keamanan tambahan seperti antivirus di perangkat mereka.
“Kejahatan cyber menerjang perangkat mobile tapi orang tak sadar. Ini belum sebesar kejahatan cyber di komputer tapi terus tumbuh dengan tepat. Tren ini merupakan situasi yang sangat berbahaya,” ungkap Eugene. (dhi)
Baca juga:
Mayoritas Pengguna Android Pasrah Diserang Malware
Cek di Sini, 10 Daftar Password Terburuk di Dunia
Malware Terbaru Android Bisa Curi SMS dan Panggilan Telepon
Dijual Google, Motorola Kini Resmi Milik Lenovo
Dijual ke Lenovo, Paten Motorola Masih Dikuasai Google