Dolar Meroket, Harga Kedelai Jadi Rp 750 Ribu per Kuintal

Harga kacang kedelai naik seiring dolar meroket, berbagai cara pun dilakukan para penjual tahu dan tempe.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Agu 2015, 19:20 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2015, 19:20 WIB
Kedelai

Liputan6.com, Jakarta - Harga kacang kedelai ikut naik seiring menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat. Hal itu dirasakan langsung perajin tahu dan tempe di Jalan Raya Semper, Koja, Jakarta Utara.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (25/8/2015), untuk setiap karung kacang kedelai seberat 1 kuintal sebagai bahan dasar tempe dan tahu, harganya kini naik. Dari Rp 680 ribu menjadi Rp 730 ribu.

Untuk tetap bertahan alias tak gulung tikar, berbagai cara dilakukan. Mulai dari memperkecil ukuran hingga merumahkan beberapa pegawai. Para produsen belum berani menaikkan harga di tengah menurunnya daya beli masyarakat.

Sementara perajin tempe di kawasan Krajan Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, juga ikut merasakan dampak kenaikan harga kacang kedelai.

Harga kedelai sudah mengalami 2 kali kenaikan. Dari Rp 6.300 menjadi Rp 7.200 per kilogram. Sambil terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar, mereka tetap mempertahankan ukuran dan harga tempe produksinya.

Sementara perajin tempe di Ciasem, Subang, Jawa Barat, juga ikut merasakan kenaikan harga kacang kedelai. Dari Rp 6.800 per kilogram, kini harganya mencapai Rp 7.500. Akibatnya, keuntungan yang didapat dianggap sangat tipis.

Sebab baik ukuran maupun harga jual tempe tidak ikut naik, lantaran takut ditinggal pelanggan. Jika harga kedelai terus naik, usaha mereka terancam gulung tikar. (Dan/Ali)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya