VIDEO: Petani Merugi dan Solusi Kampung Cabai

Tingginya curah hujan beberapa bulan terakhir membuat kualitas tanaman cabai menurun. Sehingga petani terpaksa memanen lebih awal.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jan 2017, 18:35 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 18:35 WIB
20161010-Harga-Cabai-Jakarta-YP
Pedagang membawa cabai di pasar tradisional, Jakarta, Senin (10/10). Kenaikan harga cabai keriting terimbas kondisi cuaca yang kurang baik sehingga membuat pasokan berkurang. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Mahalnya harga cabai disebabkan kegagalan panen petani cabai akibat curah hujan yang tinggi. Sebagian petani terpaksa memanen lebih awal untuk menanggung kerugian yang lebih besar.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (12/1/2017), Sarwa salah satu petani cabai di Tangerang mengatakan, cabai yang ditanam banyak sekali yang busuk hingga merugi akibat curah hujan tinggi.

Tingginya curah hujan beberapa bulan terakhir membuat kualitas tanaman cabai menurun. Untuk tidak menanggung kerugian yang lebih besar, petani terpaksa memanen lebih awal.

Naiknya harga cabai juga berdampak pada harga bahan baku beberapa bibit cabai di sentra bibit cabai Desa Dukuh, Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah ini. Harga bahan bibit cabai naik berkisar 30 hingga 40 persen.

Sementara itu, bagi ibu-ibu di kelurahan Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah, cabai mahal tak jadi persoalan karena ada kampung cabai yang jadi solusi dikala harga cabai mahal. Setiap warga dihimbau menanam cabai disekitar rumah.

Keberadaan kampung cabai ini sekaligus mampu mengendalikan laju inflasi di Kota Tegal, terkait meroketnya harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya.

Simak video tayangan selengkapnya dalam tautan ini. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya