Pantang Menyerah: Semangat Kakek 100 Tahun Pengemudi Bajaj

Gairah Kakek Sariah untuk menarik bajaj tak kalah dengan rekan-rekan juniornya.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Jan 2017, 14:03 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2017, 14:03 WIB
Pantang Menyerah: Kakek 100 Tahun Pengemudi Bajaj
Semangat Kakek Sariah untuk narik bajaj tak kalah dengan rekan rekan juniornya.

Liputan6.com, Jakarta - Panas terik dan kepulan asap kendaraan bermotor yang lalu lalang tak membuat semangat Sariah surut. Kakek yang disapa engkong Wakirun ini tak henti menawarkan tumpangan bajajnya kepada para pelintas.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (27/1/2017), sejak 1976, engkong Wakirun menjadi pengemudi bajaj. Usia nya 99 tahun, namun semangatnya untuk narik bajaj tak kalah dengan rekan rekan juniornya. Banyak penumpang yang enggan untuk naik bajajnya karena faktor usia.

"Bapak udah tua, saya bilang udah tua juga engga gendong. Urusan kendaraan kan mesin, ya kuat bawa dua, tiga" kata Sariah.

Pemilik Bajaj, Udin sangat khawatir dengan keadaan Sariah. Udin mengatakan, dia kasihan namun kagum dengan semangat Sariah masih bekerja keras di usianya yang senja.

Engkong Wakirun biasa mangkal di stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, mulai pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB. Dalam sehari, ia bisa mengantongi pendapatan Rp 50 ribu.

Suka duka menjadi pengemudi bajaj sudah dirasakan kakek dengan empat anak, 12 cucu, dan tujuh cicit ini.

"Dulu saya tunggu-tunggu penumpangnya, udah nunggu saya tinggal aja karena kelamaan," ujar dia.

Sepeninggal istrinya enam tahun lalu, engkong hidup seorang diri di Jakarta. Sementara keempat anaknya lebih memilih tinggal di kampung bersama keluarganya.

Pantang bagi pengemudi bajaj ini untuk mengemis dan mengharap belas kasihan orang lain. Dia sangat malu apabila meminta minta belas kasihan orang lain. Hal ini akan menjatuhkan derajat dan martabat keluarganya.

Simak tayangan video selengkapnya dalam tautan ini. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya