Syafii Maarif: Agama Sering Dipakai untuk Kendaraan Politik

Jika keragaman tidak dirawat, maka akan menjadi ancaman serius masa depan bangsa Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Apr 2017, 07:14 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 07:14 WIB
Syafii Maarif, Mantan Ketua PP Muhammadiah
Syafii Maarif, Mantan Ketua PP Muhammadiah (Liputan 6 SCTV)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif menilai, merawat persatuan dan kesatuan bangsa itu adalah suatu hal yang mutlak, karena Indonesia merupakan negara besar dan kepulauan. Apalagi, ada Islam sebagai agama terbesar di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Syafii Maarif dalam program Merawat Persatuan yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (11/4/2017).

Menurut Syafii Maarif, kultur dan sukultur di Indonesia banyak sekali. Demikian juga bahasa daerah. Jika keragaman tidak dirawat, maka akan menjadi ancaman serius masa depan bangsa Indonesia.

"Kalau keragaman kita tidak dirawat itu ancaman bagi masa depan bangsa Indonesia, sangat serius ancaman itu," kata Syafii Maarif.

Dia pun menerangkan hubungan antara politik dengan agama. Menurutnya, semestinya agama adalah sumber moral bangsa. Agama seharusnya menaklukkan politik agar berorientasi pada keadilan, kejujuran, dan persatuan.

"Tapi yang terjadi sepanjang sejarah, semua agama yang kebanyakan itu adalah agama dipakai alat untuk tujuan politik. Ini yang tidak benar. Jadi agama itu kendaraan politik, yang sebetulnya adalah politik kendaraan agama," pungkas Syafii Maarif.

Lalu bagaimana yang harus dilakukan negara ini supaya tidak terjadi gesekan yang bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa menurut Syafii Maarif? Saksikan tayangan selengkapnya berikut ini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya