Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengingatkan supaya Indonesia berhati-hati mengelola seluruh persiapan sebuah ajang olahraga internasional, termasuk Asian Games 2018. Hal ini berkaca dari pengalaman negara lain saat menjadi tuan rumah perhelatan besar.
"Pengalaman negara lain ada event olahraga internasional yang dapat berdampak negatif terhadap perekonomian tuan rumah, karena persiapan yang tidak matang, menumpuknya utang yang tidak terkontrol," kata Bambang, di Jakarta, Minggu (13/5/2018).
Selain itu, mantan Menteri Keuangan itu juga mengingatkan jangan sampai infrastruktur venue olahraga saat event berlangsung menjadi bangunan mangkrak karena pemanfaatan sarana olahraga di kemudian hari yang kurang optimal.
Advertisement
Baca Juga
"Ada satu yang penting terkait dengan para pengelola venue, kita ingin agar venue-venue setelah Asian Games 2018 nanti tetap aktif, tetap menghasilkan penerimaan yang baik dan yang penting tidak boleh menjadi bangunan mangkrak," ujarnya.
Bambang mencontohkan beberapa venue olahraga di Provinsi Riau dan Kalimantan Timur banyak yang menjadi bangunan mangkrak pasca kedua provinsi tersebut menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Saya tekankan karena masih banyak contoh di negara kita kota yang menjadi tuan rumah PON, Pekanbaru sama Kaltim yang fasilitas olahraganya boleh dibilang terbengkalai setelah PON selesai. Padahal mereka punya stadion bagus tapi tidak terpakai baik karena masalah hukum maupun karena mereka merasa stadion itu terlalu besar untuk kegiatan klub yang bermain di kota tersebut," terangnya.
Oleh sebab itu, Bambang mengajak semua pihak untuk menyukseskan gelaran Asian Games baik sebelum, saat acara berlangsung, maupun sesudahnya.
"Untuk mencegah dampak negatif tersebut, segenap komponen bangsa Indonesia perlu bersama-sama menyukseskan acara Asian Games ini," harapnya.
Reporter : Yayu Agustini Rahayu
Sumber : Merdeka.com
Tingkatkan Perekonomian
Bambang berharap seluruh pihak bisa memanfaatkan kesempatan Asian Games 2018 untuk meningkatkan perekonomian negara.
"Kita ingin lihat ini berikan dampak ekonomi untuk negara. Ketika suatu kota atau negara berkompetisi, mereka tidak lagi menghitung ini sebagai nation building, tapi lebih ke dampak ekonomi. Mereka ingin boosting ekonomi," tuturnya.
Adapun dampak lainnya, kata dia, penciptaan lapangan kerja. Jika kegiatan ekonomi semakin bertambah pada saat event berlangsung, maka jumlah tenaga kerja pun akan meningkat.
Lebih lanjut Bambang menceritakan, kilas balik ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Kala itu menjadi sebuah tantangan besar bagi Bumi Pertiwi.
"Dulu tahun 1962 Indonesia masih negara miskin pas penyelenggaraan Asian Games pertama (bagi Indonesia). Akhirnya berkat itu, kita punya kompleks olahraga taraf internasional pertama (Gelora Bung Karno/GBK)," jelas dia.
Selain GBK, Bambang menyebutkan, berbagai infrastruktur dan prasarana baru pun turut terbangun pada saat itu. Seperti, munculnya stasiun televisi TVRI, Hotel Indonesia sampai Media Center di Plaza Indonesia.
Bambang menyimpulkan, sebuah kota yang menjadi tuan rumah event besar seperti Asian Games dengan sendirinya akan memodernisasi daerah tersebut.
"Sekarang kira bahas Jakarta kekinian yang terus berbenah jelang Asian Games 2018. Modernisasi venue, alat transportasi, sampai bangun LRT. Kita lihat di situ modernisasi jadi pencipta dampak ekonomi," jelasnya.
Advertisement
Multiplier Effect
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan Asian Games sangat penting bagi Indonesia. Sebab, ada banyak keuntungan yang didapat.
"Untuk itu, promosi gencar menjadi sebuah keharusan," katanya.
Dengan promosi besar-besaran, diharapkan gaung Asian Games 2018 kian terdengar nyaring. Sehingga, jumlah kunjungan para pendukung dari kontingen mancanegara pun menjadi semakin besar. Dan demi menguatkan branding, program khusus disiapkan penyelenggara Asian Games 2018.
"Terkait itu, destinasi pariwisata, terutama di Jakarta dan Palembang, harus bersiap memberikan atraksi terbaik. Sebab, porsi spending delegasi asing terbesar berasal dari wisatawan atau supporter mancanegara negara peserta," ujarnya.
Jumlah pembiayaan mereka diperkirakan mencapai 88 persen. Di mana atlet diprediksi menyumbang pemasukan 4,6 persen, media sebanyak 3,96 persen, lalu 2,34 persen dikeluarkan untuk official.
"Dari spending peserta tersebut, amenitas diperkirakan akan mendapatkan porsi terbesar. Akomodasi berpotensi mendulang pendapatan Rp 1,3 triliun, sedangkan transportasi mencapai Rp 640 miliar," ujarnya.
Sementara itu, untuk industri makanan minuman, secara khusus diperkirakan bakal mendulang pendapatan sebesar Rp 628 miliar. Sementara itu, sektor wisata belanja pun diprediksi akan meraup Rp 560 miliar, lalu hiburan Rp 280 miliar.
"Jadi memang, tak bisa dipungkiri, momentum akbar seperti Asian Games memiliki dampak positif luar yang biasa. Karena, bisa menggerakkan ekonomi masyarakat secara langsung, dengan potensi angka perputaran uangnya juga besar," pungkas Arief.