Liputan6.com, Jakarta - Ajang Asian Para Games 2018 punya makna besar bagi Risal Anssor. Bersama kursi roda kesayangannya, ia rela menempuh perjalanan sejauh 2.500-an kilometer demi meraih impiannya.
Tentu bagi Risal Asian Para Games bukan sekadar kompetisi belaka. Baginya banyak pelajaran yang bisa ia ambil dari gelaran para olahraga terbesar se-Asia ini.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya adalah sebuah pelajaran untuk mengubah nasib teman-temannya agar menjadi lebih baik. Sejak kedatangannya pada hari pembukaan, tiada tujuan lain bagi Risal untuk terus belajar dari Asian Para Games 2018.
"Ini event akbar untuk disabilitas, amat disayangkan untuk dilewatkan. Saya datang ke sini untuk mempelajari penyelenggaraan Asian Para Games. Sehingga nanti ilmunya bisa memperbaiki kualitas penyelenggaraan olahraga teman-teman disabilitas di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara," ujarnya seperti dalam rilis yang diterima media.
Benar saja, laju roda itu tak pernah berhenti. Pergi dari satu venue ke venue yang lain. Sorot matanya selalu tajam, mengamati setiap gerik dalam permainan. Tak lupa sesekali merekam pertandingan atau fasilitas yang ada di venue.
Sebuah langkah inspiratif yang berangkat dari kepeduliannya terhadap teman-teman disabilitas agar mendapatkan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya.
"Dulu Jakarta masih jauh dari kata nyaman untuk kami. Namun seiring berjalannya waktu, kota ini mulai berbenah. Sekarang saya tak lagi kesulitan untuk menggunakan moda transportasi. Bahkan venue-venue juga sudah makin lengkap dan memadai," tuturnya.
 "Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018"
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Senang Dengan Kehadiran Sukarelawan
Senyum Risal seolah tak pernah berhenti, ia selalu membalas senyuman dari setiap volunteer yang menyapanya. Baginya keberadaan mereka adalah bantuan lain yang perlu diapresiasi.
"Mereka begitu semangat dalam melayani dan membantu. Semoga semangat ini bisa terus bertahan hingga penutupan Asian Para Games 2018 nanti," ujar Ketua Ikatan Keluarga Disabilitas Ternate ini.
Puas melihat pertandingan bulu tangkis di Istora, pria ini bergegas menuju venue lain. Ia berusaha menyerap sebanyak mungkin pelajaran dan pengalaman dari kunjungannya.
Ia sempat berhenti sejenak ketika ditanyai harapannya setelah Asian Para Games ini berakhir.
"Semua ini akan saya bagikan dan ceritakan kepada pemerintah daerah dan teman-teman di komunitas. Semoga dengan ini pemerintah bisa mengadakan pertandingan yang mengakomodir kebutuhan teman-teman. Setidaknya di level regional," kata Risal yang pernah meraih perunggu di tingkat nasional pada cabang tenis meja kursi roda ini.
"Semua harus dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu teman-teman yang lain juga harus ikut bersuara dan mendesak pemerintah daerah untuk bisa mengubah daerahnya menjadi inklusif dan ramah disabilitas," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement