Liputan6.com, Bern Bank for International Settlements (BIS) mencatat jumlah utang global tercatat melonjak lebih dari 40% hingga mencapai US$ 100 triliun sejak sinyal-sinyal pertama krisis finansial pertama menempa dunia. Kala itu, pemerintah di sejumlah negara meminjam dana untuk menarik keluar ekonominya dari resesi.
Sejumlah perusahaan juga berusaha mengambil peluang dari tingkat suku bunga acuan bank sentral yang berada di level terendah.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (10/3/2014), peningkatan senilai US$ 30 triliun dari US$ 70 triliun antara rentang waktu pertengahan 2007 hingga 2013. Sementara para kurun waktu yang sama, terdapat penurunan nilai ekuitas sebanyak US$ 3,86 triliun menjadi US$ 53,8 triliun.
Lonjakan utang global tersebut diukur oleh Basel, BIS yang berbasis di Swiss dalam kajian per kuartalnya. Hasil pengukuran itu menunjukkan lonjakan utang global berjumlah hampir dua kali lipat di atas produk domestik bruto Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini, jumlah pinjaman global meningkat setelah bank-bank sentral menekan suku bunga acuannya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi setiap negara. Maklum setelah pasar mortgage AS runtuh dan Lehman Brothers Holdings Inc. bangkrut, dunia memasuki fase krisis finansial terburuk sejak The Great Depression.
Sementara menurut Bank of American Merrill Lynch Global Broad Market Index, yield untuk setiap jenis surat utang, dari pemerintah hingga perusahaan bernilai rata-rata 2%, turun lebih dari 4,8% pada 2007.
"Mengingat adanya ekspansi yang signifikan dalam pengeluaran pemerintah pada beberapa tahun terakhir (termasuk pemerintah pusat, lokal dan negara bagian) telah menjadi penerbing utang terbesar," ungkap analis Branimir Gruic Andreas Schrimpf yang juga merupakan ekonom di BIS.
Beban utang yang terlalu tinggi dikhawatirkan dapat membuat para investor menghindari pasar tersebut. Selain itu, banyak negara terpaksa mengambil tindakan penghematan pengeluaran dan meningkatkan pajak guna mengembalikan tatanan fiskal usai resesi.
Sebagai informasi, BIS merupakan organisasi yang kepemilikannya terbagi atas 60 bank sentral di seluruh dunia. Bank tersebut juga memiliki tim regulator dan bankir sentral, Basel Committe on Banking Supervision yang berfungsi mengatur standar modal global.
Lari dari Krisis, Utang Dunia Tembus US$ 100 Triliun
Jumlah utang global tercatat melonjak lebih dari 40% hingga mencapai US$ 100 triliun di akhir 2013.
diperbarui 10 Mar 2014, 11:17 WIBDiterbitkan 10 Mar 2014, 11:17 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Memahami Latar Sosial Adalah Kunci Mendalami Karya Sastra
Prabowo Hadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Langsung Disambut Presiden Brasil
Kecam Kekerasan di Pilkada Sampang, PKB: Tak Ada Pesta Demokrasi Seharga Nyawa Manusia
Penyebab Sembelit Adalah: Memahami Akar Masalah dan Solusinya
Cara Print Excel Tidak Terpotong: Panduan Lengkap untuk Hasil Cetakan Rapi
5 Zodiak yang Pantang Menyerah dalam Mencintai, Apa pun yang Terjadi
Didesak Produser Hollywood Turunkan Berat Badan Berulang Kali, Demi Moore Alami Gangguan Makan
Rahasia Sukses Aktor Hollywood Ryan Reynolds jadi Pebisnis
Cara Menghitung Sisi Miring Segitiga: Panduan Lengkap Rumus Pythagoras
Prediksi Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Syarat Garuda Jaga Asa Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026
Luncurkan GLHS, Prof Deby Vinski Kenalkan Teknologi Digital Twins yang Bantu Perawatan Medis Lebih Personal
Angkat Harmoni Nusantara, Festival Kebangsaan Rayakan Keberagaman Budaya di Banyuwangi