Liputan6.com, Jenewa - Setelah gagal melakukan berbagai upaya diplomatik guna meredakan krisis di Ukraina, para pemimpin politik dan bisnis kini mulai mengkhawatirkan rencana Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk menggulirkan sanksi terhadap Rusia. Pasalnya, sanksi tersebut dapat memicu perlambatan ekonomi di sejumlah negara Uni Eropa dan Ukraina.
Seperti dikutip dari City Herald, Senin (17/3/2014), Uni Eropa dan Ukraina memiliki hubungan perdagangan penting dengan Rusia. Terlebih lagi, pasokan energi dua wilayah tersebut sangat bergantung pada negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Menurut data statistik Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2013, Rusia terhitung mengekspor berbagai produk senilai US$ 523 miliar dan 45% dari harga total barang eskpor tersebut dibayar Uni Eropa. Dua per tiga impor Uni Eropa dari Asia merupakan produk minyak dan gas.
Sementara itu, tahun lalu, Rusia mengimpor sejumlah produk senilai US$ 334 miliar diantaranya mesin dan kendaraan. Bagian Uni Eropa dari kegiatan ekspor tersebut berjumlah sekitar sepertiga dari total keseluruhan.
Tahun lalu, Ukraina juga menjual sejumlah produk seharga US$ 15,75 miliar untuk Rusia yang merupakan pasar terbesarnya. Baja dan besi merupakan produk impor terbesar Rusia dari Ukraina. Berlaku sebaliknya, Rusia juga merupakan sumber barang impor penting bagi Ukraina.
Namun jika dibandingkan lebih jauh, perdagangan AS dengan Ukraina tida begitu besar. Jumlah ekspor impor kedua negara itu hanya berjumlah US$ 2,9 miliar.
Sekretaris Jenderal International Chamber of Commerce, Jean-Guy Carrier mengingatkan, penerapan sanksi pada Rusia dapat sangat menganggu perdagangan dunia.
"Sanksi ini dapat melahirkan kegilaan ekonomi di dunia," ukarnya.
Meski demikian, hinggga saat ini masih belum jelas sanksi apa yang hendak diterapkan AS dan Eropa. Sejauh ini, keduanya telah membatasi sejumlah perjalanan bisnis antar kedua negara.
"Kami tidak menyukai sanksi-sanksi prinsip. Sanksi itu menjadi instrumen yang sangat mengganggu khususnya untuk hal-hal politis. Tapi jika terjadi, sanksi tersebut harus segera disesuaikan, jika tidak, akan menganggu ekonomi sejumlah negara," tuturnya.
Eropa juga berharap sanksi yang nantinya diberikan pada Rusia tidak mengganggu perdagangan dalam skala besar. Seorang wakil dar Eropa Barat yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, sanksi yang dimaksud sangat spesifik dan bertujuan melindungi arus komersial.
Sementara itu, aturan WTO akan mengizinkan AS dan Eropa untuk memberlakukan pembatasan dan sanksi terhadap Rusia.
Pengusaha Takut Sanksi Buat Rusia Bisa Ganggu Ekonomi Dunia
Para pemimpin politik dan bisnis kini mulai mengkhawatirkan rencana Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk menggulirkan sanksi terhadap Rusia.
diperbarui 17 Mar 2014, 10:09 WIBDiterbitkan 17 Mar 2014, 10:09 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 InternasionalAhli Kimia: Israel Gunakan Bom Terlarang di Lebanon
Berita Terbaru
IKN Adalah Akronim dari Ibu Kota Nusantara, Ketahui Tujuan Pembangunannya
OJK Cabut Izin Usaha Rindang Sejahtera Finance, Ini Alasannya
Tuntunan Dzikir dan Doa setelah Sholat Dhuha Sesuai Anjuran Rasulullah SAW
Renjun NCT Kembali Beraktivitas Setelah Hiatus karena Masalah Kesehatan
Hasil Kejuaraan Dunia Junior 2024: Bismo Raya Oktora Dipaksa Kerja Keras
Saksikan Sinetron My Heart Senin 7 Oktober 2024 Pukul 17.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
6 Zodiak yang Sebenarnya Sangat Mudah Menangis Meski Tampak Tegar dari Luar
Anggota DPR Diberi Batas Waktu hingga Akhir Oktober 2024 Kosongkan Rumah Dinas
Intip Kinerja Kripto Meme Coin FLOKI Hari Ini 7 Oktober 2024
Ditjen Kekayaan Negara Buka Suara Terkait Rumah Dinas DPR, Bakal Disewakan?
VIDEO: Tangis Pecah, Anggota Polres Boyolali Gelar Sholat Gaib
35 Tebak Kata yang Bisa Mengasah Otak, Seru Tapi Bikin Pusing