Pakai Biodiesel, Indonesia Hemat Devisa US$ 3,5 Miliar

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menilai, pengunaan bio diesel memiliki manfaat besar untuk perekonomian Indonesia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 05 Mei 2014, 14:45 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2014, 14:45 WIB
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan  berkomitmen untuk memangkas impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Langkah itu dilakukan dengan membuat aturan mencampur bahan bakar bio diesel sekitar 10% ke dalam solar.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, langkah tersebut mampu menghemat devisa negara sebanyak US$ 3,5 miliar.

"Tren Indonesia  ke depan, banyak sekali produk yang  diimpor lalu diekspor lagi, bagaimana impor migas bisa subtitusi  dengan biodiesel dalam negeri. Komitmen 10% ini kita sudah penghematan devisa US 3,5 miliar," kata dia di Jakarta, Senin (5/5/2014).

Ia mengatakan, pencampuran tersebut akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal itu karena mempengaruhi peningkatan pembayaran pajak dalam negeri.

Selain itu, dengan adanya komitmen mencampur biodisel ini membuka peluang kerja untuk masyarakat Indonesia. Imbuh dia, dengan ada komitmen tersebut berarti subsidi dibayar di dalam negeri.

"Penerapan tersebut mempunyai turunan yang tinggi, dengan pembayaran pajak dalam negeri, mempekerjakan orang-orang Indonesia lalu  esensinya subsidi dibayar di dalam negeri. Kita mesti dukung," kata dia.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan mendukung pengembangan geothermal sebagai alternatif untuk menekan impor bahan bakar dari luar negeri. Meski demikian, pihaknya mengakui untuk mengembangkan geothermal bukanlah langkah yang mudah. Hal ini karena terbentur tingginya pembiayaan.

"Geothermal listrik harus kami push, barang ini tidak bisa dijual kemana-mana, tapi untuk strukturnya sangat tinggi," tukasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya