Liputan6.com, Jakarta Kabar pembobolan dana nasabah PT Bank Mandiri Tbk dengan modus skimming sangat meresahkan masyarakat. Sejak Senin (12/5/2014), Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Jakarta Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) diserbu nasabah yang dikonfirmasi oleh bank bahwa rekeningnya telah ditutup.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, sampai dengan Rabu (14/5/2014) pukul 13.30 WIB, suasana Bank Mandiri RSCM masih terlihat ramai. Puluhan nasabah masih antri untuk membuka blokir kartu Automated Teller Machine (ATM) dan menunggu untuk mendapat kartu yang baru
Kapasitas tempat duduk yang disediakan ternyata tidak bisa menambung antrian nasabah. Akhirnya, banyak nasabah yang terpaksa berdiri untuk menunggu giliran. Petugas keamanan dan customer service yang hanya tiga orang tampak cukup sigap melayani nasabah.
Advertisement
Bank Mandiri RSCM membagi antrian dalam dua sisi. Sayap kiri melayani antrian transaksi sehari-hari, sedangkan sayap kanan melayani nasabah yang ingin membuka blokir dan pembuatan ATM baru.
Nasabah-nasabah tersebut mayoritas merupakan dokter dan pegawai RSCM. Maklum saja, rumah sakit tersebut memang menjalin kerjasama pengelolaan keuangan (cash management) dengan Bank Mandiri untuk pembayaran gaji dokter dan pegawai
Mei (34), Salah seorang nasabah mengaku telah mengantre sejak satu jam lalu. Dia memegang nomor antrean 431. Perawat RSCM ini bercerita, dua hari lalu, ia sempat datang ke KCP RSCM untuk membuka blokiran. Namun karena nomor antrean sampai 645, akhirnya ia tinggal pergi.
"Saldo saya memang aman, tapi rekening saya juga kena blokir karena saya pernah melakukan transaksi di tanggal 10-11 Mei. Nah memang yang diblokir itu tidak semua, cuma nasabah yang tercatat ada transaksi di tanggal tersebut," kata Wanita berjilbab asal Jakarta itu, Rabu (14/5/2014).
Mei menceritakan sebelumnya ia tak pernah menganggap cerita-cerita mengenai pencurian dana nasabah dengan modus skimming di ATM. Namun akhirnya dia percaya karena menjadi salah satu dari deretan nasabah yang rekeningnya terblokir.
"Saya punya teman di Bank Indonesia (BI), sebenarnya ada bank lain yang kena juga tapi karena mungkin nama bank ini cukup besar jadi yang kena expose. Saya pikir tadinya hoax, eh saya juga kena blokir makanya saya mau buka blokiran sekarang," tuturnya.
Sampai berita ini diturunkan, antrean pembukaan blokir rekening dan pembuatan ATM baru masih berlangsung dengan jumlah nasabah masih sangat banyak. (Fik/Gdn)