Semakin Mudah Transaksi, Bank Semakin Rawan Dibobol

Kebanyakan kejahatan perbankan seperti skimming dilakukan oleh jaringan internasional oleh orang-orang yang sudah berpengalaman.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Mei 2014, 15:55 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2014, 15:55 WIB
Kartu ATM
(Foto: www.3sisecurity.com)

Liputan6.com, Jakarta Perhimpuanan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menyatakan semakin mudah bank dalam memberikan layanan kepada nasbaha maka tingkat kerawanan pembobolan bank tersebut akan semakin tinggi.

Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono menjelaskan, dalam memberikan layanan, kemudahan yang diberikan oleh pihak bank akan selalu berbanding terbalik dengan keamanannya.

"Sebetulnya bank ingin supaya pelayanan kepada nasabah semakin mudah, tetapi persoalannya hal itu membuat kerawanan sendiri dalam pengamanan," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Dia menjelaskan, kemudahan tersebut bisa dilakukan dengan penggunaan teknologi. Namun sayangnya, para pelaku kejahatan saat ini juga telah menguasai teknologi yang digunakan oleh perbankan dan bahkan mengetahui celah-celah yang bisa digunakan untuk melakukan kejahatan

"Pada akhirnya bank-bank ini bisa saja digilir oleh para penjahat perbankan ini. Jadi kalau ada kejadian seperti ini di suatu bank, tidak bisa disimpulkan bahwa bank tersebut tidak aman. Ini kan kasus saja," lanjutnya.

Menurutnya, modus kejahatan perbankan berupa pembobolan kartu automated teller machine (ATM) dengan modus skimming yang saat ini sedang dialami oleh PT Bank Mandiri Tbk juga sering terjadi di bank lain.

Menurut Sigit, kebanyakan kejahatan perbankan seperti skimming dilakukan oleh jaringan internasional oleh orang-orang yang sudah berpengalaman.

Oleh karena itu, Sigit mengingatkan para nasabah perbankan agar tidak panik jika mendengar ada kejadian serupa. Pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini meminta nasabah untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi perbankan apapun bentuknya.

"Kita tidak perlu bereaksi berlebihan. Seperti Bank Mandiri yang kemudian melakukan pembekuan ATM atau rekening juga kan demi keamanan nasabah, apalagi bila pihak bank juga akan mengganti," tandasnya.(Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya