Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan segera membangun jembatan Selat Sunda(JSS) yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Konon, jembatan tersebut akan menjadikan kegiatan logistik lebih efisien.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Logistik, Carmelita Hartoto menilai, hambatan logistik antara Jawa dan Sumatra terjadi karena fasilitas dan kapasitas pelabuhan di Merak dan Bakauheni yang sangat terbatas.
Dia menggambarkan, hingga saat ini, tidak semua dermaga berfungsi secara optimal sehingga tidak semua kapal dapat beroperasi.
"Dari lima dermaga, hanya tiga yang beroperasi dengan baik, dua dermaga lainnya perlu lebih mendapatkan perhatian bahkan satu dermaga kondisinya masih memprihatinkan," ungkap Carmelita dalam keterangannya, Jumat (30/5/2014).
Selain dermaga, masalah fasilitas pelabuhan juga harus menjadi perhatian. Ada vender, fasilitas menaikkan dan menurunkan kendaraan dari dan ke dermaga, kapal pandu atau tunda dan lahan parkir yang lebih luas.
Untuk membuat logistik efisien, lahan parkir harus ditingkatkan hingga dua kali lipat dari kapasitas sekarang.
"Lahan parkir perluas dua kali lipat agar saat padat, kendaraan tidak sampai mengular ke luar dan memberi dampak yang lebih luas terhadap sistem logistik," tegas dia.
Menurut dia, pemerintah mestinya jangan buru-buru untuk membangun Jembatan Selat Sunda. Lebih baik melakukan modernisasi secara optimal pelabuhan di Merak dan Bakauheni, karena, kedua pelabuhan itu menjadi penyebab utama kongesti logistik yang masih sering terjadi.
Dia menjelaskan Indonesia merupakan negara maritim atau kelautan. Sudah sepantasnya pemerintah fokus dan memprioritaskan pengembangan infrastruktur di bidang pelayaran daripada membangun infrastruktur di darat seperti Jembatan Selat Sunda.
Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sepanjang kurang lebih 29 kilometer tersebut akan menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera dan diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp100 triliun. (Yas/gdn)
Kadin Tak Ingin Pemerintah Buru-Buru Bangun JSS
Hambatan logistik antara Jawa dan Sumatra terjadi karena fasilitas dan kapasitas pelabuhan di Merak dan Bakauheni yang sangat terbatas.
diperbarui 30 Mei 2014, 17:29 WIBDiterbitkan 30 Mei 2014, 17:29 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Anshar Ahmad Yakin Sudah Menang Berdasarkan Exit Poll
Paslon WALI Klaim Menang Mutlak di Pilkada Kota Malang 2024 versi Real Count
Hasil Quick Count: Anak Petani Tumbangkan Dinasti di Banten
Unggul 80 Persen Suara Hasil Quick Count di Pilgub Lampung, Mirza Akui Sempat Kaget
Hitung Cepat LSI 100 Persen, Rendahnya Jumlah Suara untuk Paslon Srikandi di Sumsel
Penghitungan Suara Belum Dinyatakan Selesai, Amsakar-Li Deklarasi Kemenangan
110 TPS di Sumut Pemungutan Suara Susulan karena Kendala Banjir dan Longsor
Cara Mengetahui Rezeki dari Weton Kelahiran
Situasi Terkini Negosiasi Kontrak Liverpool dan Mohamed Salah
75 Tahanan Polresta Bandar Lampung Ikuti Pencoblosan Pilkada 2024 dari Balik Jeruji Besi
Quick Count Pilkada Lampung: Rahmat Mirzani Djausal-Jihan Nurlela Unggul
Kisah Umar bin Abdullah Memerdekakan Budak yang Pura-Pura Sholat, Diceritakan Gus Baha