Harga BBM Subsidi Bakal Naik di Tangan Jokowi Atau Prabowo?

Jokowi dan Prabowo ditantang untuk menaikkan harga BBM subsidi jika terpilih menjadi Presiden. Beranikah?

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Mei 2014, 12:49 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2014, 12:49 WIB
Jokowi-JK dan Prabowo Hatta (2)
Jokowi-JK dan Prabowo Hatta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengucurkan uang ratusan triliun rupiah untuk dana subsidi bahan bakar minyak (BBM). Jumlah itu bakal terus membengkak seiring dengan kenaikan konsumsi di masyarakat.

Menurut Ketua Pengkajian Energi Universitas Indonesia Iwa, dana subsidi BBM yang dikucurkan pemerintah setiap tahun sangat memberatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Untuk itu, perlu dilakukan suatu terobosan untuk menyelesaikan masalah ini.

 "Kita subsidi BBM Rp 275 triliun, listrik Rp 100 triliun, negara mana bisa maju dengan kondisi ini?" tegasnya dalam diskusi 'Visi  Energi Prabowo vs Jokowi', di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (31/5/2014).

Ekonom Partai Demokrat Ikhsan Modjo menuturkan, diperlukan suatu solusi jangka pendek untuk menyelesaikan masalah subsidi BBM ini. Satu cara yang paling efektif yaitu menaikkan harga BBM subsidi.

"Harga BBM subsidi ini harus naik karena secara akal sehat tidak bisa diterima," ungkap Ikhsan.

Untuk itu, dia menantang kepada dua pasangan calon presiden dan wakil presiden (wapres) yakni Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk menaikkan harga BBM subsidi.

"BBM subsidi tidak usah lagi dijadikan komoditas politis lagi. Kami perlu jawaban tegas dan tidak abu-abu harga BBM ini akan diapakan oleh Jokowi dan Prabowo?" tanya.

Lalu beranikah Jokowi dan Prabowo menerima tantangan ini?

Jokowi-JK


Jokowi-JK

Dalam visi dan misinya di bidang energi, pasangan Jokowi-JK bakal mengurangi subsidi BBM dan menyediakan energi murah.

Tim Sukses Jokowi -JK Bidang Energi Darmawan Prasodjo menyebutkan caranya yaitu dengan melakukan program konversi BBM ke gas. Dia memperkirakan pengalihan 30% transportasi ke gas akan mengurangi subsidi BBM Rp 70 triliun-Rp 80 triliun. Tak hanya itu,  masyarakat akan mendapatkan energi murah dan ramah lingkungan.

"Harga BBG itu sekitar Rp 4.000-Rp 5.000 per liter, lebih murah dari premium yang disubsidi pemerintah," ungkapnya.

Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintahan di bawah Jokowi-JK akan membangun infrastruktur gas seperti SPBG. Dengan adanya energi yang terjangkau, masyarakat akan beralih ke gas sehingga subsidi BBM akan berkurang.

Tak hanya itu, pasangan Jokowi-JK juga akan berjanji akan mengalihkan konsumsi BBM ke biofuel.

Untuk merealisasikan rencana itu, Jokowi-JK menilai perlunya dibentuk badan usaha khusus seperti Bulog yang tugasnya memperkuat industri biofuel dan menjamin terjadinya perdagangan biofuel yang efisien.

"Di Brazil orang yang produksi etanol kalau dia mau bayar kuliahnya tinggal pergi ke lembaga seperti Bulog untuk menjual etanolnya. Jadi dia bisa mendapat uang lebih cepat," jelas dia.

Prabowo-Hatta


Prabowo-Hatta

Jika menjadi Presiden dan Wakil Presiden, pasangan Prabowo-Hatta bakal mengurangi subsidi BBM khusus terhadap orang kaya melalui mekanisme pajak dan cukai.

"Subsidi BBM bagi masyarakat yang jauh dari standar kesejahteraan sangatlah krusial. Ini bukan politis, tapi posisi ekonomi kerakyatan ya seperti ini," ungkap Tim Sukses Prabowo-Hatta Bidang Kebijakan dan Program, Drajad Wibowo. 

Pada kesempatan yang sama, Drajad juga menyoroti pernyataan Jokowi di sejumlah media yang ingin menghapus subsidi BBM dalam waktu empat tahun.

"Kalau dihapus maka harga premium sama dengan pertamax yang dijual Rp 10.750 per liter. Itu tentu akan membebani orang banyak. Untuk itu, terkait masalah BBM ini kami akan mengurangi subsidi BBM dengan mekanisme pajak dan cukai," terangnya. (Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya