Liputan6.com, Jakarta - Neraca pedagangan April 2014 mengalami defisit sebesar US$ 1,9 miliar. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, defisit terjadi karena impor migas yang sangat besar.
"Defisit ini sesuai dengan tren yang terjadi setiap tahun di mana impor migas setiap April meningkat tajam," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Selain itu, terjadi defisit necara perdagangan non-migas pada April lalu juga turun mendorong defisit neraca perdagangan nasional.
"Ini dipicu penurunan ekspor non-mogas sebesar 7,1% (MoM). Sementara impornya naik hingga 19,3%," lanjut dia.
Salah satu sektor penyumbang defisit pada non-migas yaitu penurunan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Advertisement
Lutfi memaparkan pada Maret 2014 dengan neto sebesar 2,3 miliar kilogram (kg), produk ini mampu menghasilkan devisa US$ 2,35 miliar. Namun pada April turun menjadi US$ 1,19 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 45%.
"Ini terjadi penurunan drastis pada ekspor CPO. Penurunan lebih dari 45% baik secara tonase maupan nilainya. Tapi Kita akan lihat secara seksama dengan instansi terkait," tutur dia.
Meskipun demikian, dalam mengantisipasi tren tahunan setiap April ini, Kementerian Pedagangan telah berhasil membukukan surplus dalam 3 bulan sebelumnya yaitu pada periode Januari-Maret sehingga neraca perdagangan kuartal I 2014 diyakini akan lebih baik 554,8% dibandingkan kuartal I-2013.
"Ekspor non-migas cenderung mengalam penurunan, sementara ekspor migas cenderung menguat meskipun pertumbuhan masih negatif. Tetapi kami akan teruus memantau tren perkembangan ekspor maupun impor agar dapat menyikapi secara positif," tandasnya. (Dny/Nrm)