Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia, Franky Sibarani menilai janji calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Hatta Rajasa yang akan menaikkan gaji pekerja hingga Rp 6 juta kurang realistis.
Franky mengatakan, janji Prabowo-Hatta untuk memikat masyarakat dengan pendapatan yang besar tersebut tidak rasional dan tidak mungkin terpenuhi.
"Kalau memberikan janji hanya untuk menarik pekerja dengan memberikan gaji besar, secara rasional tidak mungkin dipenuhi menjadi bentuk semacam potensi membohongi pekerja," kata Franky, di sela diskusi yang diadakan di kawasan Cikini Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Menurut Frangky, capres nomor urut satu tersebut belum mengetahui proses kenaikan gaji pekerja. Akan tetapi, sebaliknya hal tersebut sangat dipahami oleh pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla.
Franky menambahkan, Jokowi sangat berpengalaman mengurus gaji pekerja. Hal itu karena pria kurus ini pernah menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
"Pemahaman dalam proses itu yang membedakan pak Prabowo dan Jokowi karena pernah jadi Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Jadi tahu prosesnya," tutur Franky.
Franky mengungkapkan, pengalaman menaikkan tersebut pun sempat dijawab oleh Jokowi saat melakukan debat capres Minggu (15/6/2014).
"Kalau tidak salah debat kedua beliau (Jokowi) mengatakan saya pernah menaikkan, artinya dia pernah melakukan itu (menaikan gaji pekerja) dia pernah eksekusi dia tahu prosesnya," pungkasnya. (Pew/Ahm)