Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong produsen mainan nasional menggenjot ekspor produk mainan plastiknya ke mancanegara.
Pasalnya, selama ini produsen lebih banyak mengekspor produk mainan berupa mainan boneka, bukan mainan plastik.
"Ekspor terbesar kita masih bentuknya boneka, sedangkan mainan plastik masih belum. Jadi ini seharusnya menjadi peluang," ujar Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi dalam kunjungannya ke PT Sinar Harapan Plastik, Jakarta Barat, Selasa (15/7/2014).
Dia menjelaskan, bisnis mainan sendiri merupakan bisnis yang sangat besar. Dalam 4 tahun-5 tahun terakhir tercatat pertumbuhan impor mainan Indonesia mencapai 18 persen per tahun.
Namun yang cukup menggembirakan, ekspor mainan asal Indonesia juga tumbuh tinggi tiap tahunnya sehingga mampu mengimbangi impor tersebut.
"Tapi beruntung pertumbuhan ekspor produk mainan kita juga tinggi, yaitu sebesar 19 persen. Ini menunjukan minat akan produk mainan yang cukup besar terutama di dalam negeri," tutur dia.
Menurut Bayu, ada dua kawasan yang sebenarnya sangat potensi untuk terus dikembangkan bagi ekspor produk mainan asal Indonesia, yaitu wilayah Timur Tengah dan Amerika Latin.
Advertisement
"Ada prospek yang cukup bagus sebenarnya untuk kawasan Timur Tengah dan Amerika Latin," katanya.
Pada 2013, nilai produksi mainan Indonesia tercatat mencapai Rp 8,2 triliun. Dari nilai tersebut, Rp 5 triliun diperdagangkan di dalam negeri dan Rp 3,2 triliun untuk ekspor.
Namun pada saat yang sama Indonesia juga masih mengimpor produk mainan dengan nilai mencapai Rp 1,2 triliun. Sehingga pada tahun lalu Indonesia mengalami surplus perdagangan produk mainan sebesar Rp 2 triliun.
Negara tujuan ekspor mainan asal Indonesia paling besar yaitu Amerika Serikat yang mencapai 40 persen, Singapura 8 persen dan Inggris 8 persen. Sedangkan produk mainan impor terbesar besal dari China yaitu sebesar 80 persen. (Dny/Nrm)