Liputan6.com, New York - Gerakan negara-negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi pesat, BRICS, untuk mendirikan lembaga keuangan serupa Bank Dunia dan IMF ternyata berpotensi mengguncang kredibilitas perdana menteri baru India, Narendra Modi. Keputusan menjadikan Shanghai, China sebagai markas BRICS Development Bank dapat mengundang tanggapan negatif dari masyarakat India terhadap kinerjanya.
Mengutip laman CNBC, Kamis (17/7/2014), lima negara yang tergabung dalam kelompok BRICS yaitu Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan menggelar pertemuan pekan ini dan sepakat akan mendirikan bank dan lembaga peminjam baru dengan modal US$ 100 miliar. Bank baru tersebut akan didirikan dengan berkiblat pada Bank Dunia dan IMF mengingat negara-negara berkembang mengeluhkan dua lembaga yang terlalu condong ke negara-negara Barat.
"Dengan Shanghai mengalahkan Mumbai sebagai pusat bank baru, Mudia akan pulang dari Brasil (tempat pertemuan digelar), dengan tangan kosong," ujar South Asia Advisor di Teneo Intelligence, Aditi Phadnis.
Advertisement
Awal pekan ini, pemerintah India memang menunjukkan harapannya agar bank baru itu menjadikan Mumbai sebagai basisnya. Pasalnya, jika itu terjadi, maka kinerja Modi akan terangkat menyusul kurangnya gebrakan PM baru itu dalam 45 hari kerja pertamanya.
Sebaliknya, memastikan India sebagai basis bank pembangunan BRICS akan membantu meningkatkan kinerja Modi di mata dunia sebagai pimpinan yang visioner. Pertemuan tersebut merupakan kegiatan yang ideal untuk meningkatkan profil India.
Sejauh ini, dunia ekonomi menilai India kurang berkomitmen dalam mengurangi defisit anggarannya yang terlalu besar. India juga dinilai kurang memberi kejelasan kebijakan ekonominya.
Para ahli ekonomi menilai, lokasi Bank Pembangunan BRICS merupakan hal yang sangat penting mengingat lembaga tersebut mencerminkan kekuatan negara yang menjadi tuan rumahnya. Sama halnya seperti IMF dan Bank Dunia yang berbasis di Washington yang mencermintkan kekuatan Amerika Serikat (AS). (Sis/Ahm)
Â