Para Menteri G20 Kumpul di Sydney

Pertemuan membahas tiga topik penting.

oleh Nurmayanti diperbarui 19 Jul 2014, 10:25 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2014, 10:25 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan G20 menuju Konferensi Tingkat Kepala Pemerintahan (KTT) bulan November 2014, Australia menggelar Pertemuan Kedua Tingkat Menteri Perdagangan G20 di Sydney pada 18 – 19 Juli.

Promoting Stronger Economic Growth and Employment dan Making the Global Economy More Resilient to Future Shocks adalah dua tema besar yang diangkat tuan rumah Australia untuk perhelatan Kelompok 20 Ekonomi terbesar dunia (G20) tahun ini.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, bersama dengan 19 Menteri Perdagangan anggota G20 hadir pada sidang di Sydney, yang juga mengundang pimpinan dari lima Organisasi Internasional, yaitu Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), IMF, Bank Dunia, Organisasi Buruh Dunia (ILO) dan OECD.

Pertemuan membahas tiga topik penting, yaitu langkah konkrit di bidang perdagangan dalam kerangka Strategi Pertumbuhan G20; Rantai Nilai Global (GVC); dan penguatan Sistem Perdagangan Global.

Di samping itu, paraMenteri akan membahas Rekomendasi B20, yaitu organisasi independen yang mewadahi
kegiatan para pebisnis dari ke-20 Ekonomi anggota G20.

Menyangkut Strategi Pertumbuhan, para Menteri Perdagangan mendiskusikan rancangan aksi masing-masing anggota G20 dalam rangka fasilitasi perdagangan, peningkatan bantuan bagi pemberdayaan kapasitas perdagangan negara berkembang (Aid for Trade), pemantapan sistem regulasi perdagangan, serta komitmen untuk tidak menaikkan bea masuk impor (standstill commitment) dan untuk menghapuskan regulasi perdagangan yang proteksionis.

“Konsep Strategi Pertumbuhan G20, yang antara lain berisi rencana langkah-langkah konkrit di bidang perdagangan dalam beberapa tahun ke depan, merupakan agenda yang akan dibahas Para Menteri Perdagangan agar G20 secara bersama-sama dapat meningkatkan GDP minimal 2% lebih tinggi dari tren saat ini hingga 2018,” ujar Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan. Konsep ini diamanatkan oleh para pemimpin negara anggota G20 dalam KTT di St. Petersburg, Rusia
pada September 2013 silam.

Strategi Pertumbuhan ini diharapkan akan menjadi bagian dari Rencana Aksi Brisbane yang dihasilkan KTT G20 pada 15 – 16 November 2014 mendatang. Berdasarkan Strategi Pertumbuhan, masing-masing anggota G20 akan diminta untuk melaksanakan langkah-langkah konkrit di tingkat nasional, yang utamanya menyangkut fasilitasi perdagangan, pemberian aid for trade oleh negara anggota OECD, penghapusan regulasi yang menghambat perdagangan, reformasi struktural, dan langkah-langkah sejenis.

“Pada Strategi Pertumbuhan bidang perdagangan, Indonesia membuat komitmen dalam tiga area utama, yaitu: komitmen “lintas batas” dengan fokus pada pelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan partisipasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam rantai nilai global; komitmen “di perbatasan” yang khususnya berfokus pada implementasi Perjanjian Fasilitasi Perdagangan WTO; serta komitmen domestik dengan
fokus pada dukungan terhadap investasi bidang infrastruktur, pembangunan sektor jasa, serta dukungan terhadap UKM, pengusaha muda, dan wanita pengusaha” jelas Bachrul Chairi.

Menyangkut penguatan Sistem Perdagangan Global, para Menteri akan membahas bagaimana kerja sama bilateral, plurilateral dan regional dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap liberalisasi multilateral/WTO. Pembahasan isu ini antara lain dilatarbelakangi oleh semakin menggejalanya berbagai pengaturan kerja sama perdagangan di luar kerangka WTO, di samping makin meningkatnya pengaturan perdagangan di tingkat nasional. Di samping itu, para Menteri akan mencari cara bagaimana kesepakatan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO di Bali tahun 2013 (Paket Bali) dapat segera diimplementasikan, serta bagaimana perundingan WTO menyepakati program kerja ke depan untuk menyelesaikan perundingan Putaran Doha.

Mengenai isu Rantai Nilai Global, KTT G20 di St. Petersburg mengakui pentingnya mengkaji lebih lanjut hal tersebut sebagai fenomena baru yang memberikan peluang bagi peningkatan perdagangan internasional. Untuk itu, para Menteri Perdagangan dan pimpinan Organisasi Internasional akan membahasnya pada acara makan siang agar dapat diperoleh pemahaman mengenai langkah-langkah kebijakan yang sesuai. KTT St.Petersburg telah meminta OECD, WTO, UNCTAD, dan Bank Dunia untuk mengkaji bagaimana pengaruh fenomena Rantai Nilai Global terhadap perdagangan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan, penciptaan lapangan kerja, dan distribusi nilai-tambah.

Laporan organisasi-organisasi internasional tersebut diharapkan dapat ditanggapi oleh para pemimpin G20 pada KTT di Brisbane bulan November.

Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan G20 dengan kalangan dunia usaha, yaitu Kelompok B20, akan membahas empat prioritas utama B20 pada tahun 2014, yaitu financing for growth, human capital, infrastruktur dan investasi, serta perdagangan. Hasil pertemuan akan dijadikan bahan oleh Kelompok B20 untuk menyempurnakan rekomendasi mereka yang akan disampaikan kepada para pemimpin G20 pada KTT Brisbane.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya