Stok Melimpah, Harga Garam di Tingkat Petani Merosot

Harga garam yang murah ini sudah berlangsung setelah hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah.

oleh M Taufan SP Bustan diperbarui 04 Agu 2014, 17:05 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2014, 17:05 WIB
Garam
(Foto: M Taufan SP Bustan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Palu - Melimpahnya ketersediaan stok garam di sejumlah pengecer yang ada di pasaran Palu, Sulawesi Tengah, membuat harga jual garam di tingkat petani kian anjlok, Senin (4/8/2014). Kendati demikian, petani mengaku tidak merugi.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com menyebutkan, harga garam di petani saat ini memang cukup murah dari hari-hari sebelumnya. Harga rata-rata yang dijual petani ke pengecer saat ini Rp 50 ribu per karung isi 50 kilo gram (kg), padahal sebelumnya cukup mahal dan bertahan lama di harga Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu per karung isi 50 kg.

Salah satu petani garam, Abd Gaibi menerangkan, murahnya harga jual garam di tingkat petani sudah berlangsung sejak empat hari pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah. Hal itu, lanjut dia, tidak lain karena masuknya masa panen sejumlah petani.

"Mau bagaimana lagi masa panen masuk dan stok di pengecer masih banyak. Sudah pasti harga jual petani ke pengecer akan murah," aku dia kepada Liputan6.com saat ditemui di pusat Penggaraman Jalan Komodo, Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur.

Bahkan, lanjut Gaibi, lantaran masih banyaknya stok di tingkat pengecer membuat pengecer menghentikan untuk sementara pembelian di tingkat petani.

"Kata pengecer perlu dihabiskan dulu stok yang mereka punya, makanya pembelian di tingkat petani sangat menurun dan ada juga pengecer yang berhenti sementara membeli di petani," jelasnya.

Meskipun harga di tingkat petani cukup murah, namun tidak membuat sejumlah petani yang ada di Pusat Penggaraman Jalan Komodo mengalami kerugian. "Untuk rugi tidak, karena masih ada beberapa juga pengecer yang membeli," imbuh petani garam lainnya, Nurdin.

Sementara itu, salah satu pengecer garam, Inam membenarkan, ketersedian stok di tingkat pengecer sangat melimpah. Menurut dia, alasan mendasar mengapa harga beli dan jual garam murah, selain karena ketersedian stok yang banyak, juga karena permintaan konsumen pasca Lebaran sangat menurun.

"Baru tahun ini juga menurun permintaan konsumen usai Lebaran, padahal tahun-tahun sebelumnya tidak begini. Kami juga tidak tahu apa alasan konsumen," ungkap Inam ditemui terpisah di sentra pengeceran garam.

Dia menambahkan, rata-rata pembelian konsumen pasca Lebaran tahun ini hanya dua sampai tiga karung per hari. Dibanding hari-hari sebelumnya, bisa menjual sampai delapan hingga 10 karung isi 50 kg per hari.

"Sekarang harga per karung isi 50 kg dijual sejumlah pengecer Rp 52 ribu dari harga yang kami beli di petani Rp 50 ribu, ditambah saja untung yang kami dapat per harinya kalau laku dua atau tiga karung cuman Rp 6.000. Saya berharap beberapa hari kedepan penjualan kembali normal, biar kami di tingkat pengecer dan petani bisa merasakan untung yang lebih," tandas Inam. (M Taufan SP Bustan/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya