Dua Kendala yang Bikin Banyak Maskapai Tutup

Kepala Badan PSDM Kemenhub, Santoso Edi mengungkapkan, persaingan global tinggi dan masalah manajerial jadi tantangan maskapai.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Agu 2014, 15:22 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2014, 15:22 WIB
Tembakau Bakal Jadi Bahan Bakar Pesawat
Foto ilustrasi: engadget.com

Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal tahun ini, banyak maskapai yang melakukan penutupan rute penerbangan yang dianggap tidak produktif bahkan hingga berhenti beroperasi.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan, Santoso Edi Wibowo mengatakan, penutupan rute dan penghentian operasional ini lebih disebabkan oleh masalah utang dan kalah bersaing dengan maskapai lain.

"Mereka tutup karena memang persaingan global yang tinggi dan masalah manajerial. Karena ini kan murni full bisnis. Ada yang mau bangun rute besar, tetapi tidak didukung sehingga tutup rutenya," ujar Santoso, Grand Indonesia Shopping Center Kempinski Grand Ball Room, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2014).

Dia menjelaskan, meski saat ini jumlah SDM pada sektor penerbangan di Indonesia masih terbilang kurang, namun bukan menjadi alasan utama bagi maskapai untuk menutup rute atau menghentikan operasionalnya.

"(Penghentian operasional) Itu bukan semata-mata karena masalah SDM. Memang kita kekurangan, tetapi banyak maskapai yang mengambil dari luar (negeri). Makanya kita harus pacu produksi pilot kita supaya bisa memenuhi kebutuhan," tandas dia.

Sebelumnya, dia mengungkapkan bahwa kebutuhan di dalam negeri akan penerbang baru per tahunnya mencapai 600 orang. Sedangkan kebutuhan teknisi perawatan pesawat udara mencapai 800 orang per tahun. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya