Pembatasan BBM di Jakarta Bikin Program Konversi Gas Bergairah

Dari 29 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang sudah ada di Indonesia, hanya 15 SPBG yang sudah beroperasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Agu 2014, 19:08 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 19:08 WIB
bbg

Liputan6.com, Jakarta - Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) diperkirakan akan berkembang jika usulan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghapus BBM bersubsidi untuk wilayah DKI Jakarta terapkan.

Ketua Percepatan Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) Ke Bahan Bakar Gas (BBG) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Wiratmaja Puja mengatakan, usulan mantan Bupati Bangka Belitung yang akrab disapa Ahok tersebut akan berdampak positif pada pengembangan program konversi BBM ke BBG.

"Dampaknya positif, makin ke sini makin naik jumlah kendaraan yang menggunakan BBG," kata Wira, di Kantor  Ditjern P2MKT Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Kondisi pengembangan program konversi BBM ke BBG saat ini masih dibilang lambat, hal tersebut terlihat dari 29 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang sudah ada di Indonesia, hanya 15 SPBG yang sudah beroperasi.

"SPBG se-Indonesia kita punya real operasi ada 15 tambah Bogor, yang sudah jadi ada 29," tutur Wira.

Menurut Wira, masih minimnya SPBG di Indonesia yang sudah beroperasi karena mengalami berbagai permasalahan seperti perizinan Pemerintah Daerah.

"Karena yang lainnya ada (masalah) izinnya ada (masalah) gasnya belum masuk, ada berbagai masalah, ada banyak kendalanya di situ. Misal di Gresik izin dari Pemerintah Daerah belum," tutupnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya