Belum Siap, Penerapan Pasar Bebas ASEAN Perlu Diundur

Serikat Petani Indonesia berharap pemerintah bisa bernegosiasi dengan negara ASEAN lainnya untuk mengulur waktu penerapan pasar bebas ASEAN.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Sep 2014, 15:27 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2014, 15:27 WIB
Pasar Bebas ASEAN
(Foto: jmproid)

Liputan6.com, Jakarta - Serikat Petani Indonesia (SPI) berharap pemerintah bisa bernegosiasi dengan negara ASEAN lainnya untuk mengulur waktu penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berlaku mulai 2015.

Ketua SPI Hendri Sarangih, menjelaskan hal itu perlu dilakukan mengingat daya saing Indonesia dinilai masih lemah terutama masalah pangan.

"‎Ini harus di tinjau ulang, bicarakan dengan negara ASEAN karena yang disebut pasar bebas itu masih agak berat. Yang mengalami kesulitan itu tidak hanya Indonesia, tapi juga misalnya Filipina dan Kamboja‎," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Sabtu (20/9/2014).

Hendri menghawatirkan dengan kondisi yang sekarang ini, Indonesia diperkirakan masih akan cenderung menjadi target pasar dari beberapa negara ASEAN yang dinilai lebih siap dari Indonesia, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Apalagi sektor pangan di Indonesia saat ini masih selalu berorientasi kepada pasokan, bukan mengendalikan permintaan.

"Makanya sekarang ini kalau kurang ya impor, itu jalan satu-satunya. Tidak berpikir bagaimana mengoptimalkan penyediaan lahan bagi petani, bibit‎ dan pendampingan, itu penting untuk persaingan," paparnya.

Usulan ‎mengenai peninjauan ulang aturan tersebut lebih dikarenakan sebagai sebuah negara, Indonesia harus lebih mensejahterakan rakyatnya terlebih dahulu sebelum melakukan ekspansi ke luar negeri. (Amd/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya