Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mengusulkan agar pemerintah melunasi sisa pembayaran ganti rugi terhadap korban lumpur Lapindo dengan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Namun pemerintah menegaskan ganti rugi senilai Rp 781 miliar tidak perlu menggunakan uang negara.
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), pemerintah hanya memastikan korban lumpur Lapindo mendapat uang ganti rugi.
"Pemerintah hanya memastikan warganya (Sidoarjo) memperoleh ganti rugi. Tapi not necessarily dari uang negara," ucapnya kepada wartawan di kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Namun sayang, Chatib enggan menyebut sumber dana untuk membayar ganti rugi selain dari APBN.
Untuk diketahui, MK menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah mengenai mekanisme pembayaran ganti rugi kepada korban lumpur di dalam Peta Area Terdampak (PAT).
Dalam putusannya mengenai uji materi Pasal 9 ayat (1) huru f (a) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang APBN, MK menegaskan pemerintah harus memaksa Lapindo untuk membayarkan ganti rugi di PAT yang belum dilunasi hingga saat ini.
Sementara Ketua Dewan Pengarah BPLS sekaligus Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto memberi dua solusi penyelesaian masalah ganti rugi korban lumpur PT Minarak Lapindo Jaya.
Solusi pertama, pemerintah memberi dana talangan kepada Minarak Lapindo untuk membayar ganti rugi. Selanjutnya, Lapindo wajib mengembalikan dana talangan itu kepada pemerintah.
Dan cara kedua, pemerintah menyelesaikan sisa ganti rugi lumpur Lapindo dengan membeli area yang belum dibayar. Dengan begitu, 20 persen dari 640 hektare (ha) lahan yang belum dibayar akan menjadi milik pemerintah. “Total dana yang belum terbayar ada Rp 781 miliar,” ujar Djoko. (Fik/Ndw)
Menkeu Tolak Ganti Rugi Lumpur Lapindo Pakai Uang Rakyat?
Berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), pemerintah hanya memastikan korban lumpur Lapindo mendapat uang ganti rugi.
Diperbarui 25 Sep 2014, 15:45 WIBDiterbitkan 25 Sep 2014, 15:45 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Australia vs Timnas Indonesia: Menanti Debut Patrick Kluivert
Amalan Pendek saat Makan Sahur Ini Cerminan Sifat Ahli Surga, Doa-Doa Dikabulkan
6 Variasi Resep Gudeg Nangka Khas Yogyakarta yang Lezat dan Mudah Dibuat
350 Caption Jualan Kue Kering Lebaran 2025 yang Menarik Pelanggan, Bikin Laku Keras
Contoh Panu: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Kenapa Bisa Terjadi Hujan Es? Tidak Perlu Khawatir, Ini Penyebabnya
Sah, Hendra Lembong Diangkat Jadi Dirut BCA Gantikan Jahja Setiaatmadja
Saksikan FTV Kisah Nyata Ramadan di Indosiar, Rabu 12 Maret Via Live Streaming Pukul 15.30 WIB
Apakah Ada Puasa Setengah Hari dalam Islam? Simak Penjelasannya agar Tidak Salah
Kapan Idul Fitri 2025 Versi Muhammadiyah? Jatuh pada Senin 31 Maret 2025
Curhat Mengejutkan Aurel Hermansyah di Kajian, Sebut Bullying hingga Ketakutannya Hamil Lagi
350 Kata Serapan Contoh dalam Bahasa Indonesia