Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu (12/3/2025), Dalam RUPST yang digelar Menara BCA Grand Indonesia ini, pemegang saham mengetujui pergantian direksi dan komisaris.
Mengutip hasil RUPST BCA, pemegang saham memberhentikan dengan hormat Jahja Setiaatmadja selaku Presiden Direktur Perseroan, yang efektif berlaku sejak Presiden Direktur penggantinya telah efektif menjabat.
Advertisement
Baca Juga
"Mengangkat Bapak Hendra Lembong selaku Presiden Direktur Perseroan, yang berlaku efektif pada tanggal yang ditentukan oleh Perseroan dengan ketentuan," dikutip dari keterangan.
Advertisement
Terkait keputusan ini, perseroan telah menerima persetujuan OJK atas pengangkatan Bapak Hendra Lembong selaku Presiden Direktur Perseroan dan perseroan juga telah menerima persetujuan OJK atas pengangkatan Jahja Setiaatmadja selaku Presiden Komisaris Perseroan.
Selain itu, RUPST juga memutuskan menerima pengunduran diri Djohan Emir Setijoso selaku Presiden Komisaris Perseroan efektif sejak 1 Juni 2025.
BCA Tebar Dividen Final Rp 250 per Saham
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu 12 Maret 2025.
Dalam rapat tersebut, pemegang saham BBCA menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 37 triliun, setara 67,4 persen dividend payout ratio dibandingkan tahun buku 2023 68,4 persen.
Jumlah tersebut mengindikasikan dividen final sebesar 250 per saham dan dividend yield 2,8 persen, berdasarkan harga penutupan saham BBCA pada Selasa 11 Maret 2025 di level Rp 8.925 per saham. Sebelumnya, BBCA telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 50 per saham pada Desember 2024.
"Pemegang saham Bank Central Asia pada hari ini, Rabu (12/3), menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 37 triliun. Setara 67,4 persen dividend payout ratio (vs. 2023: 68,4 persen)," mengutip hasil RUPST BCA.
Kredit Tumbuh 13,8 Persen, BCA Kantongi Laba Rp 54,8 T pada 2024
BCA dan entitas anak menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan positif. Laba bersih BCA dan entitas anak pada periode tersebut naik 12,7 persen mencapai Rp 54,8 triliun.
Bersamaan dengan itu, total kredit 13,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 922 triliun. Pertumbuhan kredit BCA diikuti terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) BCA membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023.
“BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif. Kami melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh, di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global," ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.
Penyaluran pembiayaan per Desember 2024 ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7 persen yoy mencapai Rp 426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor. Kredit komersial naik 8,9 persen yoy mencapai Rp 137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8 persen mencapai Rp 123,8 triliun.
Total portofolio kredit konsumer naik 12,4 persen yoy menyentuh Rp 223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8 persen yoy mencapai Rp 65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp 135,5 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lain (mayoritas kartu kredit) tumbuh 12,8 persen yoy menjadi Rp 22,9 triliun.
Advertisement
Kinerja Pendapatan dan DPK
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 9,5 persen yoy menjadi Rp 82,3 triliun pada 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 9,7 persen yoy. Sementara itu, biaya provisi BCA tercatat sebesar Rp 2 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di angka 1,8 persen pada 2024. Laba bersih BCA dan entitas anak naik 12,7 persen mencapai Rp 54,8 triliun.
Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 4,4 persen mencapai Rp 924 triliun. Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan terus-menerus, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21 persen yoy mencapai 36 miliar.
Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24 persen yoy. Jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Peningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah terwujud seiring inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.
