Menristek: Ada Pihak yang Tak Mau RI Kembangkan Teknologi Nuklir

Ada pihak yang dengan sengaja menolak kehadiran teknologi nuklir meskipun teknologi tersebut memberikan dampak positif yang cukup besar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Okt 2014, 11:29 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2014, 11:29 WIB
PLTN
Ilusrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: batan.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mensinyalir adanya penolakan penggunakan teknologi nuklir sebagai sumber energi di Indonesia karena adanyan persaingan bisnis.

Menurut Gusti, ada pihak-pihak yang dengan sengaja menolak kehadiran teknologi nuklir meskipun teknologi tersebut memberikan dampak positif yang cukup besar.

Penolakan tersebut dilakukan karena pihak-pihak tersebut tidak ingin bisnisnya terganggu dengan hadirnya teknologi nuklir sebagai komoditas energi.

"Mungkin ada yang takut usahanya terganggu. Ada yang lebih ditakutkan lagi yaitu kalau Indonesia jadi pintar," kata Gusti, di kantor pusat PLN, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Menurut Gusti, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan energi nuklir. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber uranium yang besar.

Saat ini instansinya melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Bangka Belitung.

"Kami atau Kemenristek melalui Batan sedang melakukan pengkajian di Bangka," ungkap Hatta.

Menurut Hatta, jika kajian tersebut berhasil maka akan menghasilkan energi yang lebih murah dan bersih. "Ini kalau jadi luar biasa. Harganya lebih murah per Kwh," tutupnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya