Stok Raskin di Malang Hanya Cukup untuk 5 Bulan

Jika musim kemarau terus mundur dikhawatirkan mengganggu stok raskin lantaran pengadaan yang minim.

oleh Zainul Arifin diperbarui 14 Okt 2014, 10:32 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2014, 10:32 WIB
Stok Raskin di Malang Hanya Cukup untuk 5 Bulan
Jika musim kemarau terus mundur dikawatirkan mengganggu stok raskin lantaran pengadaan beras yang minim.

Liputan6.com, Jakarta - Ketersediaan atau stok beras untuk keluarga miskin (raskin) di wilayah kerja Bulog Sub Divre Malang, Jawa Timur saat ini mencapai 26.844 ton. Jumlah itu hanya mencukupi untuk distribusi raskin bagi rumah tangga sasaran (RTS) selama 5 bulan ke depan.

Kepala Bulog Malang, Langgeng Wisnu adi Nugroho, mengatakan, jika musim kemarau terus mundur dikawatirkan mengganggu stok raskin lantaran pengadaan beras yang minim.

"Stok beras kita untuk raskin aman hingga lima bulan ke depan. Tapi kalau musim kemarau mundur, tentu stok untuk bulan selanjutnya mengkawatirkan," papar Langgeng di Malang, Selasa (14/10/2014).
 
Jika musim hujan segera datang, sambung dia, pengadaan beras pun bisa kembali normal. Maka ketersediaan beras terutama untuk distribusi raskin bisa aman untuk jangka panjang.
 
Menurutnya, seharusnya saat ini sudah masuk masa tanam. Namun karena masih kemarau, banyak petani memilih tidak melakukan aktivitas tanam. Sebab jika dipaksakan, petani justru mengalami gagal panen.

"Karena kalau saat ini pun ada petani yang nekad menanam padi, banyak yang gagal panen,” ungkap Langgeng.
 
Wilayah kerja Bulog Malang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan. Dari daerah tersebut, yang menjadi sentra penghasil padi adalah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang.
 
Hanya saja pengadaan beras di Bulog Malang selama musim kemarau ini merosot tajam. Dari biasanya mampu menyerap sebanyak 100 ton beras per hari kini hanya sebanyak 15 ton beras per hari.

Dari target pengadaan beras sebanyak 70 ribu ton pada tahun ini, baru tercapai sebanyak 45.200 ton. “Serapan beras paling rendah terjadi pada September dan Oktober ini,” pungkas Langgeng.(Zainul/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya